Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) merespons terkait desas-desus Shell Indonesia yang dikabarkan bakal menutup seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia. Terkait hal tersebut, Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman menilai siapapun bisa masuk atau keluar dari bisnis jaringan ritel Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia.
Saleh mengatakan bisnis hilir migas, seperti ritel BBM bersifat terbuka. Dia pun menilai hengkangnya Shell Indonesia lantaran persoalan bisnis.
"Kalau bisnis hilir migas seperti retail BBM di Indonesia sudah bersifat terbuka. Jadi, siapapun bisa masuk atau keluar. Jadi, menurut saya itu murni urusan bisnis," kata Saleh kepada detikcom, Minggu (24/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saleh mengakui telah mengetahui Shell Indonesia telah menghentikan operasional 9 SPBU di Sumatera Utara mulai 1 Juni 2024 lalu. Saleh pun menjelaskan masing-masing perusahaan migas mempunyai pertimbangan strategis sendiri dalam mengembangkan bisnisnya. Menurutnya, selama ini pemerintah telah memberikan kesempatan yang sama kepada pelaku bisnis migas di hilir.
"Pemerintah saya kira memberi level playing field yang sama kepada pelaku bisnis migas hilir. Masing-masing perusahaan punya pertimbangan strategis sendiri dalam bisnis mereka termasuk di sektor hilir migas," jelas Saleh.
Sebelumnya, kabar rencana Shell ingin menutup semua SPBU-nya di Indonesia telah didengar oleh Ketua Komite Investasi Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas) Moshe Rizal. Moshe menyampaikan telah mendengar desas-desus tersebut sejak beberapa minggu lalu.
Moshe menilai kabar hengkangnya perusahaan raksasa migas yang berbadan hukum di Inggris ini tak lepas dari sulitnya bisnis penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri. Menurut Moshe, pasar jaringan ritel penyaluran produk BBM di SPBU saat ini didominasi oleh Pertamina.
"Kalau dibilang pernah dengar nggak, ya pernah dengar ada kabar itu (Shell tutup). Jadi, sudah beberapa minggu yang lalu. Jadi, ini kan perkiraan saya, tapi memang bisnis BBM, apalagi distribusi BBM, SPBU itu sulit. Kenapa? Di Indonesia, karena memang sudah dimonopoli oleh Pertamina kan," kata Moshe kepada detikcom, Minggu (24/11/2024).
(rrd/rrd)