Bor Antareja Mampu Mengebor Tanah 8 Meter/Hari

Bor MRT atau Tunnel boring machine (TBM) memiliki diameter 6,7 meter dan total panjang ± 43 meter. Bobot secara keseluruhan mesin ini, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars) mencapai ± 323 ton.
Mesin ini menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia yang diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama JTSC (Japan Tunnel Systems Corporation).
Nantinya, TBM ini akan mampu melakukan pengeboran terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan ± 8 meter per hari.
Terowongan yang akan dihasilkan dari pengeboran tersebut memiliki lebar 6,05 meter.
Mesin bor ini diberi nama Antareja. Nama tersebut diberikan oleh Presiden Jokowi.
Dengan mesin TBM ini, masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT diperkirakan akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.
Bor MRT atau Tunnel boring machine (TBM) memiliki diameter 6,7 meter dan total panjang ± 43 meter. Bobot secara keseluruhan mesin ini, mulai dari bagian kepala (cutterhead) hingga bagian akhir (backup cars) mencapai ± 323 ton.
Mesin ini menggunakan teknologi Earth Pressure Balance (EPB) pertama di Indonesia yang diproduksi oleh perusahaan Jepang bernama JTSC (Japan Tunnel Systems Corporation).
Nantinya, TBM ini akan mampu melakukan pengeboran terowongan jalur bawah tanah MRT dengan kecepatan ± 8 meter per hari.
Terowongan yang akan dihasilkan dari pengeboran tersebut memiliki lebar 6,05 meter.
Mesin bor ini diberi nama Antareja. Nama tersebut diberikan oleh Presiden Jokowi.
Dengan mesin TBM ini, masa pengerjaan konstruksi jalur terowongan bawah tanah MRT diperkirakan akan berlangsung mulai September 2015 hingga Desember 2016.