Melihat Jalan Trans Papua Segmen II

Ini penampakan jalan Trans Papua segmen II pada Senin (20/2/2017) yang berada hampir seluruhnya berada di pinggiran laut.
Pembangunan untuk segmen II Trans Papua ini memiliki panjang 475,81 km, dari total panjang 1.070,62 km Trans Papua di Papua Barat. Dengan total ruas 475,81 km, sepanjang 147,99 km sudah beraspal, dan 315,96 masih tanah atau japat, dan terdapat 11,86 km belum tersambung atau masih hutan.
Mulai dari titik nol km di Pelabuhan Utama Manokwari, jalan sudah aspal hingga titik km 157 atau sekitar daerah Pegunungan Botak. Setelah itu, jalan hanya berlapiskan urugan pilihan (urpil) dan sesekali terdapat jalan yang masih berlapiskan tanah.
Berbeda dengan segmen I ruas Sorong-Manokwari, pada segmen II ini permukaan jalan berada hampir seluruhnya berada di pinggiran laut, terutama pada titik km 102 sampai dengan pertigaan antara arah Mameh dengan arah Bintuni.
Pernampakan jalan sepanjang Manokwari hingga perbatasan arah mau ke Mameh bisa terbilang sudah layak dilalu dua kendaran baik mobil 4WD maupun kendaraan truk sedang.
Berbeda dengan gunung botak, mulai dari pertigaan menuju Mameh, penampakan jalan sangat berbeda, jalan yang kurang lebih 80 km menuju Mameh ini hanya untuk satu kendaraan dengan lapisan tanah.
Pada titik 160 km, atau tepat di Gunung Botak, jalanan rusak dengan permukaan yang tidak teratur. Hal itu juga dikarenakan, gunung yang sering longsor dan membuat permukaan jalan mudah retak dan rusak.
Sekitar 20 km dari gunung botak, jalan sudah didominasi oleh tanah liat, di mana pada titik ini jalur mendaki terasa berat karena tanah dalam keadaan basah dan licin.
Kondisi makin berat setelah sampai di pertigaan antara Mameh dan Bintuni, peninjauan seperti rasa off road pun semakin menjadi-jadi. Sebab, penampakan sepanjang jalan hanya tanah dan alang-alang yang menjadi bahu jalan. Kanan dan kiri jalan ini adalah hutan yang sesekali hewan seperti rusa dan burung rangkong melihatkan dirinya.
Sepanjang 80 km menuju Mameh, merupakan jalan dengan lapisan tanah yang tidak jarang menjadi kubangan air, dengan kondisi tersebut, bahkan jembatan yang menjadi penghubung jalan banyak yang hanya dibuat dengan kayu-kayu.
Perjalanan yang kurang lebih 10 jam ini pun berakhir di titik km 270. Sebab, pada titik ini masih terdapat hutan sepanjang 11,86 km yang belum dibebaskan. Jika sudah bebas, maka jalan Trans Papua di segmen II ini sudah nyambung 100% hingga ke Wasior dan batas Provinsi Papua.
Pembebasan hutan sepanjang 11,86 km yang berada di segmen II ini akan diselesaikan pada tahun 2017. Dengan begitu, maka jalan Trans Papua di Provinsi Papua Barat sudah tersambung 100% di akhir tahun ini.
Ini penampakan jalan Trans Papua segmen II pada Senin (20/2/2017) yang berada hampir seluruhnya berada di pinggiran laut.
Pembangunan untuk segmen II Trans Papua ini memiliki panjang 475,81 km, dari total panjang 1.070,62 km Trans Papua di Papua Barat. Dengan total ruas 475,81 km, sepanjang 147,99 km sudah beraspal, dan 315,96 masih tanah atau japat, dan terdapat 11,86 km belum tersambung atau masih hutan.
Mulai dari titik nol km di Pelabuhan Utama Manokwari, jalan sudah aspal hingga titik km 157 atau sekitar daerah Pegunungan Botak. Setelah itu, jalan hanya berlapiskan urugan pilihan (urpil) dan sesekali terdapat jalan yang masih berlapiskan tanah.
Berbeda dengan segmen I ruas Sorong-Manokwari, pada segmen II ini permukaan jalan berada hampir seluruhnya berada di pinggiran laut, terutama pada titik km 102 sampai dengan pertigaan antara arah Mameh dengan arah Bintuni.
Pernampakan jalan sepanjang Manokwari hingga perbatasan arah mau ke Mameh bisa terbilang sudah layak dilalu dua kendaran baik mobil 4WD maupun kendaraan truk sedang.
Berbeda dengan gunung botak, mulai dari pertigaan menuju Mameh, penampakan jalan sangat berbeda, jalan yang kurang lebih 80 km menuju Mameh ini hanya untuk satu kendaraan dengan lapisan tanah.
Pada titik 160 km, atau tepat di Gunung Botak, jalanan rusak dengan permukaan yang tidak teratur. Hal itu juga dikarenakan, gunung yang sering longsor dan membuat permukaan jalan mudah retak dan rusak.
Sekitar 20 km dari gunung botak, jalan sudah didominasi oleh tanah liat, di mana pada titik ini jalur mendaki terasa berat karena tanah dalam keadaan basah dan licin.
Kondisi makin berat setelah sampai di pertigaan antara Mameh dan Bintuni, peninjauan seperti rasa off road pun semakin menjadi-jadi. Sebab, penampakan sepanjang jalan hanya tanah dan alang-alang yang menjadi bahu jalan. Kanan dan kiri jalan ini adalah hutan yang sesekali hewan seperti rusa dan burung rangkong melihatkan dirinya.
Sepanjang 80 km menuju Mameh, merupakan jalan dengan lapisan tanah yang tidak jarang menjadi kubangan air, dengan kondisi tersebut, bahkan jembatan yang menjadi penghubung jalan banyak yang hanya dibuat dengan kayu-kayu.
Perjalanan yang kurang lebih 10 jam ini pun berakhir di titik km 270. Sebab, pada titik ini masih terdapat hutan sepanjang 11,86 km yang belum dibebaskan. Jika sudah bebas, maka jalan Trans Papua di segmen II ini sudah nyambung 100% hingga ke Wasior dan batas Provinsi Papua.
Pembebasan hutan sepanjang 11,86 km yang berada di segmen II ini akan diselesaikan pada tahun 2017. Dengan begitu, maka jalan Trans Papua di Provinsi Papua Barat sudah tersambung 100% di akhir tahun ini.