Bangkrut, Begini Penampakan Gerai Sevel yang Tutup

Ini penampakan salah satu gerai 7-Eleven atau Sevel di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (29/6/2017).
Gerai waralaba yang sempat melejit pada 2011 lalu itu ternyata tidak sanggup bertahan di usia kedelapan di Indonesia.
Bila mengingat beberapa tahun lalu, waralaba yang dikenal dengan sebutan Sevel ini tadinya memiliki kekuatan pada konsep. Sevel hadir berbeda di tengah dominasi Alfamart, dan Indomaret serta Circle K. Di mana tidak hanya menjual produk, namun juga memberikan tempat untuk bersantai berupa kursi, meja hingga wifi.
Pada 2011, memang baru 50 gerai yang tersedia, akan tetapi setahun kemudian meningkat menjadi dua kali lipat. Dua tahun kemudian, jumlah gerai Sevel di Jakarta dan sekitarnya sudah mencapai 190 gerai.
Pada sisi depan sudah tertera kertas kecil bertuliskan kata tutup. Sementara bagian kaca juga sudah dilapisi kertas berukuran lebih besar sehingga sulit untuk melihat ke dalam.
Ada yang mengatakan, Sevel tutup karena tidak punya konsep bisnis yang jelas. Ada pula yang berpendapat, kombinasi antara konsep bisnis tak jelas, tak ada keunikan produk, dan kondisi keuangan memburuk, memicu Sevel bangkrut.
Ini penampakan salah satu gerai 7-Eleven atau Sevel di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (29/6/2017).
Gerai waralaba yang sempat melejit pada 2011 lalu itu ternyata tidak sanggup bertahan di usia kedelapan di Indonesia.
Bila mengingat beberapa tahun lalu, waralaba yang dikenal dengan sebutan Sevel ini tadinya memiliki kekuatan pada konsep. Sevel hadir berbeda di tengah dominasi Alfamart, dan Indomaret serta Circle K. Di mana tidak hanya menjual produk, namun juga memberikan tempat untuk bersantai berupa kursi, meja hingga wifi.
Pada 2011, memang baru 50 gerai yang tersedia, akan tetapi setahun kemudian meningkat menjadi dua kali lipat. Dua tahun kemudian, jumlah gerai Sevel di Jakarta dan sekitarnya sudah mencapai 190 gerai.
Pada sisi depan sudah tertera kertas kecil bertuliskan kata tutup. Sementara bagian kaca juga sudah dilapisi kertas berukuran lebih besar sehingga sulit untuk melihat ke dalam.
Ada yang mengatakan, Sevel tutup karena tidak punya konsep bisnis yang jelas. Ada pula yang berpendapat, kombinasi antara konsep bisnis tak jelas, tak ada keunikan produk, dan kondisi keuangan memburuk, memicu Sevel bangkrut.