Melihat Langsung Tambang Emas Gunung Tumpangpitu

Tambang emas ini sudah mulai produksi sejak Maret 2017 lalu.
Sebelumnya, perusahaan tersebut melakukan masa comissioning atau trial and error, untuk mencapai kapasitas maksimal produksi emas di wilayah 605 hektar yang saat ini ditambang, dari 4.998 hektar Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP).
Pantauan detikcom di lapangan, beberapa tanah dan batuan yang mengandung mineral tambang sudah dibuka. Bantuan dan tanah tersebut kemudian diangkut dan dilakukan pemisahan mineral tambang, untuk dijadikan bullion. Proses yang dilakukan diklaim tidak merusak lingkungan, dalam arti tak ada kandungan kimia yang tertinggal, karena menggunakan Sianida bukan mercury.
Sementara itu, Direksi PT Bumi Suksesindo (PT BSI), Arief Firman Djafara mengatakan, sejak masa commissioning atau uji coba produksi bulan Maret 2017 lalu, grafik produksi terus mengalami peningkatan. Mulai yang awalnya hanya 40-50 kilogram, kini menjadi 100 kilogram perminggu. Dan sejak Maret hingga sekarang, tambang emas terbesar kedua di Indonesia ini sudah menghasilkan 700 kilogram bullion. Dengan kandungan emas 80 persen.
PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk, operator tambang emas Gunung Tumpangpitu, menginvestasikan usahanya di Banyuwangi lebih dari US$ 200 juta dolar atau sekitar Rp 2,6 triliun (Rp 13.000/US$).
Pemkab Banyuwangi memiliki saham 6,4% di PT Merdeka Copper Gold Tbk, pemilik 99% saham PT BSI. Saham Pemkab Banyuwangi yang hanya senilai Rp 22 miliar, kini meningkat menjadi Rp 520 miliar. Saham tersebut merupakan hibah sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi.
Tambang emas ini sudah mulai produksi sejak Maret 2017 lalu.
Sebelumnya, perusahaan tersebut melakukan masa comissioning atau trial and error, untuk mencapai kapasitas maksimal produksi emas di wilayah 605 hektar yang saat ini ditambang, dari 4.998 hektar Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi (IUP OP).
Pantauan detikcom di lapangan, beberapa tanah dan batuan yang mengandung mineral tambang sudah dibuka. Bantuan dan tanah tersebut kemudian diangkut dan dilakukan pemisahan mineral tambang, untuk dijadikan bullion. Proses yang dilakukan diklaim tidak merusak lingkungan, dalam arti tak ada kandungan kimia yang tertinggal, karena menggunakan Sianida bukan mercury.
Sementara itu, Direksi PT Bumi Suksesindo (PT BSI), Arief Firman Djafara mengatakan, sejak masa commissioning atau uji coba produksi bulan Maret 2017 lalu, grafik produksi terus mengalami peningkatan. Mulai yang awalnya hanya 40-50 kilogram, kini menjadi 100 kilogram perminggu. Dan sejak Maret hingga sekarang, tambang emas terbesar kedua di Indonesia ini sudah menghasilkan 700 kilogram bullion. Dengan kandungan emas 80 persen.
PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk, operator tambang emas Gunung Tumpangpitu, menginvestasikan usahanya di Banyuwangi lebih dari US$ 200 juta dolar atau sekitar Rp 2,6 triliun (Rp 13.000/US$).
Pemkab Banyuwangi memiliki saham 6,4% di PT Merdeka Copper Gold Tbk, pemilik 99% saham PT BSI. Saham Pemkab Banyuwangi yang hanya senilai Rp 22 miliar, kini meningkat menjadi Rp 520 miliar. Saham tersebut merupakan hibah sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi.