Begini Canggihnya Terminal Teluk Lamong di Surabaya

Terminal Teluk Lamong, pelabuhan yang terletak di perbatasan Surabaya-Gresik, menjadi penunjang pelabuhan Tanjung Perak yang sudah beroperasi.
Pelabuhan ini beroperasi secara semi otomatis, dengan kata lain kebanyakan sistem pengoperasiannya menggunakan komputerisasi, minim tenaga manusia.
Kota Pahlawan punya pelabuhan modern yang sangat besar dan menggunakan teknologi satu-satunya di Indonesia.
Pelabuhan ini memang terlihat modern dan futuristik. Crane besar yang kebanyakan impor dari Eropa sudah beroperasi sejak akhir 2014 untuk melayani bongkar muat barang kapal-kapal domestik.
Begitu juga dengan fasilitas lain seperti truk, forklift, dan lainnya.
Pelabuhan ini bisa melayani kapal-kapal besar berbobot 5 juta TEUs. Tak hanya itu, yang membedakan Teluk Lamong dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya adalah sistem kerja.
Hanya truk-truk kontainer atau kendaraan pengangkut berbahan bakar gas yang diperbolehkan beroperasi di pelabuhan ini.
Mengusung konsep green port dan mengurangi tingkat emisi gas buang, pihak pengelola Teluk Lamong tak memperbolehkan kontainer yang menggunakan bahan bakar selain gas untuk masuk ke area pelabuhan.
Pelabuhan Teluk Lamong terletak di perbatasan antara Surabaya-Gresik, sekitar 1 jam dari bandara Djuanda.
Pengamatan di lokasi, pelabuhan ini tampak sangat luas, tak terjadi penumpukan barang, kemacetan, atau hiruk-pikuk kendaraan-kendaraan besar.
Petugas tengah mengoperasikan crane untuk memindahkan kontainer.
Petugas lainnya memantau dari layar.
Terminal Teluk Lamong, pelabuhan yang terletak di perbatasan Surabaya-Gresik, menjadi penunjang pelabuhan Tanjung Perak yang sudah beroperasi.
Pelabuhan ini beroperasi secara semi otomatis, dengan kata lain kebanyakan sistem pengoperasiannya menggunakan komputerisasi, minim tenaga manusia.
Kota Pahlawan punya pelabuhan modern yang sangat besar dan menggunakan teknologi satu-satunya di Indonesia.
Pelabuhan ini memang terlihat modern dan futuristik. Crane besar yang kebanyakan impor dari Eropa sudah beroperasi sejak akhir 2014 untuk melayani bongkar muat barang kapal-kapal domestik.
Begitu juga dengan fasilitas lain seperti truk, forklift, dan lainnya.
Pelabuhan ini bisa melayani kapal-kapal besar berbobot 5 juta TEUs. Tak hanya itu, yang membedakan Teluk Lamong dengan pelabuhan-pelabuhan lainnya adalah sistem kerja.
Hanya truk-truk kontainer atau kendaraan pengangkut berbahan bakar gas yang diperbolehkan beroperasi di pelabuhan ini.
Mengusung konsep green port dan mengurangi tingkat emisi gas buang, pihak pengelola Teluk Lamong tak memperbolehkan kontainer yang menggunakan bahan bakar selain gas untuk masuk ke area pelabuhan.
Pelabuhan Teluk Lamong terletak di perbatasan antara Surabaya-Gresik, sekitar 1 jam dari bandara Djuanda.
Pengamatan di lokasi, pelabuhan ini tampak sangat luas, tak terjadi penumpukan barang, kemacetan, atau hiruk-pikuk kendaraan-kendaraan besar.
Petugas tengah mengoperasikan crane untuk memindahkan kontainer.
Petugas lainnya memantau dari layar.