Perajin Tempe Bertahan di Tengah Lonjakan Dolar AS

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap rupiah. Kondisi ini memicu lonjakan harga produk impor, contohnya kedelai yang menjadi bahan baku tempe.
Salah satu perajin tempe dan tahu di kawasan Sentiong, Jakarta Pusat mengatakan harga kedelai naik Rp 200. Kedelai kualitas super Rp 8.000 naik menjadi Rp 8.200, Kualitas 2 dari Rp 7.600 naik jadi 7.800.
Kualitas 3 dari Rp 7.400 naik jadi Rp 7.600, dan kualitas 4 dari Rp 7.300 jadi Rp 7.500. Menurut Arifin meski nilai tukar dolar AS fluktuatif, harga kedelai tak akan turun saat nilai tukar dolar AS melemah terhadap rupiah.
Meski harga kedelai naik, perajin tempe tidak menaikkan harga jual untuk pembelian eceran. Kenaikan harga hanya untuk yang membeli kiloan.
Selain itu, perajin tempe juga tidak beralih dari ke kedelai selain kualitas super, dan tidak mengurangi ukuran tempe. Alasannya untuk menjaga konsumen tidak beralih ke perajin tempe lain.