Intip Perjuangan Warga Pelosok Sulsel Bangun Landasan Bandara

Warga membantu proyek memperluas Bandara Rampi di Kecamatan Rampi, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Warga ikut turun tangan karena alat berat sulit masuk ke lokasi.

Warga membantu mengangkut material bangunan menggunakan sepeda motor dengan melewati jalan yang curam dan licin.

Ibu-ibu pun ikut membantu proyek perluasan bandara.

Dengan menggunakan gerobak kayu ratusan warga mengais rezeki mengerjakan penimbunan untuk perpanjangan landasan pacu.

Tak hanya pria, para perempuan pun ikut bahu membahu membangun landasan pacu Bandara Rampi.

Mereka bekerja dari pagi hingga sore hari.

Warga bahu-membahu meratakan landasan bandara.

Warga yang ikut membantu perluasan landasan bandara ini berasal dari 6 desa di Kecamatan Rampi.

Landasan bandara ini diperluas dari 1.000 meter menjadi 1.500 meter.

Kehadiran bandara di Kecamatan yang kondisi medannya sama dengan di pedalaman Papua ini, sangat penting bagi 3.800 warga yang tinggal di sana.

Di Bandara yang kini telah melayani tiga kali penerbangan setiap harinya, kecuali Minggu ini, membawa perubahan besar bagi warga, utamanya soal ekonomi. Dulunya, harga barang dari luar dijual mencapai 4 kali lipat dari harga normalnya, karena ongkos angkutnya yang juga sangat mahal. Bahkan harga Bensin Bersubsidi di sana pernah mencapai harga Rp 40.000/liter.

Warga membantu proyek memperluas Bandara Rampi di Kecamatan Rampi, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Warga ikut turun tangan karena alat berat sulit masuk ke lokasi.
Warga membantu mengangkut material bangunan menggunakan sepeda motor dengan melewati jalan yang curam dan licin.
Ibu-ibu pun ikut membantu proyek perluasan bandara.
Dengan menggunakan gerobak kayu ratusan warga mengais rezeki mengerjakan penimbunan untuk perpanjangan landasan pacu.
Tak hanya pria, para perempuan pun ikut bahu membahu membangun landasan pacu Bandara Rampi.
Mereka bekerja dari pagi hingga sore hari.
Warga bahu-membahu meratakan landasan bandara.
Warga yang ikut membantu perluasan landasan bandara ini berasal dari 6 desa di Kecamatan Rampi.
Landasan bandara ini diperluas dari 1.000 meter menjadi 1.500 meter.
Kehadiran bandara di Kecamatan yang kondisi medannya sama dengan di pedalaman Papua ini, sangat penting bagi 3.800 warga yang tinggal di sana.
Di Bandara yang kini telah melayani tiga kali penerbangan setiap harinya, kecuali Minggu ini, membawa perubahan besar bagi warga, utamanya soal ekonomi. Dulunya, harga barang dari luar dijual mencapai 4 kali lipat dari harga normalnya, karena ongkos angkutnya yang juga sangat mahal. Bahkan harga Bensin Bersubsidi di sana pernah mencapai harga Rp 40.000/liter.