Melihat Proyek Pembangunan Meikarta dari Udara

Sejak diluncurkan pada Mei 2017 lalu, nama Meikarta begitu mengemuka di mana-mana. Promosi mengenai proyek prestisius besutan raksasa properti Lippo Group itu muncul di mana-mana saat pasar properti di tanah air justru tengah lesu.

Meikarta yang digadang-gadang sebagai kota masa depan tersebut ditawarkan ke publik. Proyek dengan biaya investasi Rp 278 triliun ini akan dibangun di atas lahan dengan total luas mencapai 500 Ha.

Meski dikenal karena promosinya yang begitu kencang itu, namun nama Meikarta saat ini justru lebih dikenal dengan sederet kontroversi. Mulai dari soal perizinan, pekerja yang belum dibayar hingga isu lingkungan seperti banjir.

Yang terbaru, nama Meikarta kembali mengemuka ke publik setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menciduk sejumlah pejabat daerah dan pengembang proyek tengah bertransaksi soal masalah perizinan. Lippo Cikarang sendiri selaku pengembang mengaku isu ini tak mempengaruhi pekerjaan proyek yang sedang berjalan di lapangan.

Pantauan detikFinance di lokasi, Selasa (16/10/2018), di bawah terik matahari yang sangat pekat pada jam 10.25 WIB para pekerja tampak sibuk lalu lalang dan bekerja. Beberapa ruas jalan di area Meikarta juga ditemukan spanduk yang memberi informasi mengenai pelaksanaan handover unit Meikarta yang bakal dilakukan akhir tahun ini.

Di antara 14 tower yang sudah mulai kelihatan bentuknya itu, para pekerja dengan alat pelindung diri (APD) tampak sibuk dengan pekerjaannya. Salah seorang pekerja mengatakan tower-tower ini adalah yang sedang dikebut pengerjaannya karena harus rampung akhir tahun ini.

Tak banyak informasi yang bisa didapatkan mengenai data progres pekerjaan di lapangan. Namun yang pasti, sebanyak 14 tower yang sedang dibangun ini betul-betul tampak dikebut pengerjaannya.

Tower-tower tersebut ada yang sudah terbangun enam hingga sepuluh lantai.

Sejumlah crane yang ada pada tiap tower juga tampak bergerak. Namun sayang, di lokasi tersebut sangat minim spanduk atau peringatan tentang kepentingan keselamatan dalam bekerja. Praktis hanya ada satu spanduk horizontal yang membentang di salah satu tower yang bertuliskan 'Di kota ini ada titik peluh anda, keselamatan anda adalah keinginan kami'.

Seperti inilah penampakan terkini proyek pembangunan meikarta.

Sejak diluncurkan pada Mei 2017 lalu, nama Meikarta begitu mengemuka di mana-mana. Promosi mengenai proyek prestisius besutan raksasa properti Lippo Group itu muncul di mana-mana saat pasar properti di tanah air justru tengah lesu.
Meikarta yang digadang-gadang sebagai kota masa depan tersebut ditawarkan ke publik. Proyek dengan biaya investasi Rp 278 triliun ini akan dibangun di atas lahan dengan total luas mencapai 500 Ha.
Meski dikenal karena promosinya yang begitu kencang itu, namun nama Meikarta saat ini justru lebih dikenal dengan sederet kontroversi. Mulai dari soal perizinan, pekerja yang belum dibayar hingga isu lingkungan seperti banjir.
Yang terbaru, nama Meikarta kembali mengemuka ke publik setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menciduk sejumlah pejabat daerah dan pengembang proyek tengah bertransaksi soal masalah perizinan. Lippo Cikarang sendiri selaku pengembang mengaku isu ini tak mempengaruhi pekerjaan proyek yang sedang berjalan di lapangan.
Pantauan detikFinance di lokasi, Selasa (16/10/2018), di bawah terik matahari yang sangat pekat pada jam 10.25 WIB para pekerja tampak sibuk lalu lalang dan bekerja. Beberapa ruas jalan di area Meikarta juga ditemukan spanduk yang memberi informasi mengenai pelaksanaan handover unit Meikarta yang bakal dilakukan akhir tahun ini.
Di antara 14 tower yang sudah mulai kelihatan bentuknya itu, para pekerja dengan alat pelindung diri (APD) tampak sibuk dengan pekerjaannya. Salah seorang pekerja mengatakan tower-tower ini adalah yang sedang dikebut pengerjaannya karena harus rampung akhir tahun ini.
Tak banyak informasi yang bisa didapatkan mengenai data progres pekerjaan di lapangan. Namun yang pasti, sebanyak 14 tower yang sedang dibangun ini betul-betul tampak dikebut pengerjaannya.
Tower-tower tersebut ada yang sudah terbangun enam hingga sepuluh lantai.
Sejumlah crane yang ada pada tiap tower juga tampak bergerak. Namun sayang, di lokasi tersebut sangat minim spanduk atau peringatan tentang kepentingan keselamatan dalam bekerja. Praktis hanya ada satu spanduk horizontal yang membentang di salah satu tower yang bertuliskan Di kota ini ada titik peluh anda, keselamatan anda adalah keinginan kami.
Seperti inilah penampakan terkini proyek pembangunan meikarta.