Pemerintah Tambah 96 Insinyur Bangun Rumah di Lombok Pasca Gempa

Sebanyak 96 orang insinyur muda para CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) diberangkatkan dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Selasa (13/11/2018), untuk menjadi tenaga pendamping masyarakat dalam membangun kembali rumah warga yang memenuhi kaidah rumah tahan gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB). Istimewa/Kementerian PUPR.
Sebelumnya Kementerian PUPR telah mengirimkan 400 insinyur muda secara bertahap, yakni 178 orang dari Lanud Husein Sastranegara, Bandung pada Kamis (30/8/2018) dan 222 orang dari Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta pada Jumat (31/8/2018). Istimewa/Kementerian PUPR.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pengiriman tambahan tenaga insinyur muda CPNS PUPR tersebut bertujuan untuk membantu percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi rumah korban gempa di Provinsi NTB, sekaligus mendorong pemulihan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di NTB. Istimewa/Kementerian PUPR.
Sebelum diterjunkan mendampingi masyarakat, para insinyur muda tersebut diberikan pelatihan selama 2 hari mengenai pembuatan dan perakitan RISHA, program Rekompak (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman berbasis Komunitas) serta Socio Engineering. Istimewa/Kementerian PUPR.
Tugas sebagai tenaga pendamping ini menjadi bagian penting tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2018 tentang percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana gempa bumi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Kota Mataram dan wilayah terdampak di NTB. Istimewa/Kementerian PUPR.
Dari tiga pilihan rumah tahan gempa, RISHA menjadi model yang paling banyak dipilih warga untuk membangun kembali rumahnya. Istimewa/Kementerian PUPR.
Pembangunan rumah tahan gempa di NTB pasca gempa dalam bentuk RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat ), RIKA (Rumah Instan Kayu), maupun RIKO (Rumah Instan Konvensional). Istimewa/Kementerian PUPR.