Memburu Rezeki Melalui 'Taksi' Ijen

Keindahan Gunung Ijen menarik banyak wisatawan untuk datang berkunjung. Fenomena alam Bule Fire di kawah Gunung Ijen salah satu megnet derasnya wisatawan yang datang kesana. Banyaknya turis yang datang tak disia-siakan oleh warga sekitar. Mereka berinovasi menciptakan 'Taksi' Ijen untuk memudahkan perjalanan para wisatawan.
Blue Fire di kawah Gunung Ijen memang membutuhkan perjuangan untuk dapat melihatnya. Wisatawan harus mendaki gunung setinggi 2.443 mdpl itu untuk dapat lebih jelas melihat keindahan kawah Gunung Ijen.
Waktu tempuh untuk mendaki Gunung Ijen pun tak sebentar. Setidaknya butuh waktu 2 jam perjalanan untuk tiba di kawah Gunung Ijen. Medan yang menanjak dengan jalur yang tak seluas jalan umum membuat motor dan mobil sulit untuk digunakan sebagai transportasi menuju puncak Gunung Ijen. Hal itu yang membuat sejumlah penduduk lokal menarik wisatawan untuk menggunakan 'Taksi' Ijen.
Saat memasuki gerbang pos pendakian, terdengar suara nyaring dari sejumlah penambang yang mengajak para pendaki untuk menggunakan jasa 'Taksi Pendakian Ijen', Taksi ini bukan mobil atau motor namun berupa troli atau gerobak yang biasa digunakan untuk membawa belerang.
Tak hanya di waktu pagi dan siang hari, 'Taksi' Ijen pun siap untuk mengantar para penumpang untuk menuju puncak Gunung Ijen di malam dan dini hari. Konon, pemandangan Blue Fire di kawah Gunung Ijen lebih terlihat di saat dini hari, sehingga banyak wisatawan yang mulai mendaki ke kawah Gunung Ijen sejak malam hari.
Bagi wisatawan yang tertarik untuk menggunakan 'Taksi' Ijen siapkanlah dana sekitar Rp 800 ribu untuk satu orang pendaki atau wisatawan domestik. Sedangkan untuk wisatawan asing tarif 'Taksi' Ijen sekitar Rp1,2 juta. Tarif taksi itu dikarenakan medan yang menanjak dan dibutuhkan sekitar tiga hingga empat orang untuk menarik taksi tersebut.
Para penduduk lokal menggunakan alat angkut yang menyerupai gerobak untuk mengangkut para pendaki. Sesungguhnya mereka sehari-hari bekerja sebagai penambang belerang di sekitar kawasan Gunung Ijen. Mereka pun membuka jasa taksi untuk mencari uang tambahan saat belerang sedikit atau kawasan tambang diliburkan.
Troli yang digunakan untuk mengangkut para wisatawan ini pun biasa digunakan penduduk lokal untuk membawa belerang. Troli ini merupakan alat angkut menyerupai gerobak yang memiliki dua roda di kanan dan kiri, troli ini digunakan dengan cara mendorong dengan panjang bervariasi, di bagian belakang terdapat dua besi sebagai alat kemudi.
Keberadaan 'Taksi' Ijen ini pun dapat menjadi solusi bagi sejumlah wisatawan yang kelelahan atau tak mampu mendaki puncak Gunung Ijen.
'Taksi' Ijen pun menjadi salah satu pintu bagi para penduduk lokal untuk memburu rezeki dari derasnya wisatawan yang mengunjungi Gunung Ijen.