Mengintip Pembuatan Cobek Padalarang yang Tembus Internasional

Kampung Pojok, Desa Jayamekar, Padalarang, Bandung Barat terkenal dengan kerajinan cobek dari batu sejak dulu kala. Cobek dari tempat ini dikenal kuat karena berasal dari bebatuan yang berada di kaki Gunung Halimun.

Proses pembuatan cobek ini sangat bergantung pada ukuran cobek tersebut. Cobek berukuran kecil biasanya menghabiskan waktu satu jam atau lebih. Selain itu, saat akan membuat cobek batu ada sejumlah tahap yang harus dilakukan mulai dari proses membelah batu, membentuk rupa, hingga menghaluskan permukaan cobek.

Rohmat (56), seorang perajin cobek mengatakan proses pembuatan alat masak tersebut ternyata tak mudah. Perlu adanya kejelian tinggi saat memilah batu yang bisa dijadikan bahan dasar cobek.

Tak jarang, untuk mendapatkan batu yang sesuai, mereka harus melakukan "penambangan" sedalam puluhan meter yang penuh dengan risiko tinggi. Pekerjaan sebagai perajin batu ini merupakan pekerjaan turun temurun yang telah digeluti oleh keluarganya.

Bersama dengan ketiga rekannya, Rohmat bisa membuat 10 buah cobek perharinya. Satu cobek ia jual kepada pengepul seharga Rp. 5000 hingga Rp 50.000 tergantung ukuran dan jenisnya. Penjualan cobek itu pun kini tak hanya dijual di sekitar Bandung, tetapi telah menembus pasar Lampung, Batam, Bali hingga Malaysia.

Kampung Pojok, Desa Jayamekar, Padalarang, Bandung Barat terkenal dengan kerajinan cobek dari batu sejak dulu kala. Cobek dari tempat ini dikenal kuat karena berasal dari bebatuan yang berada di kaki Gunung Halimun.
Proses pembuatan cobek ini sangat bergantung pada ukuran cobek tersebut. Cobek berukuran kecil biasanya menghabiskan waktu satu jam atau lebih. Selain itu, saat akan membuat cobek batu ada sejumlah tahap yang harus dilakukan mulai dari proses membelah batu, membentuk rupa, hingga menghaluskan permukaan cobek.
Rohmat (56), seorang perajin cobek mengatakan proses pembuatan alat masak tersebut ternyata tak mudah. Perlu adanya kejelian tinggi saat memilah batu yang bisa dijadikan bahan dasar cobek.
Tak jarang, untuk mendapatkan batu yang sesuai, mereka harus melakukan penambangan sedalam puluhan meter yang penuh dengan risiko tinggi. Pekerjaan sebagai perajin batu ini merupakan pekerjaan turun temurun yang telah digeluti oleh keluarganya.
Bersama dengan ketiga rekannya, Rohmat bisa membuat 10 buah cobek perharinya. Satu cobek ia jual kepada pengepul seharga Rp. 5000 hingga Rp 50.000 tergantung ukuran dan jenisnya. Penjualan cobek itu pun kini tak hanya dijual di sekitar Bandung, tetapi telah menembus pasar Lampung, Batam, Bali hingga Malaysia.