Duh! Bandara Kertajati Sepi Amat

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati, Majalengka yang beroperasi belum genap satu tahun itu masih sepi penumpang.

Pantauan detikcom, suasana bandara memang sepi. Kini, BIJB hanya melayani satu kali penerbangan setiap harinya.

Sejumlah maskapai seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Wings Air dan Trans Nusa memilih tidak beroperasi sementara. Hanya Citilink yang masih melayani penerbangan.

Coorporate Secretary PT BIJB Arief Budiman melalui Bidang Humas BIJB menyatakan jumlah penumpang di BIJB hanya mencapai sekitar 30% dari ketersediaan kursi penumpang pesawat yang ada setiap harinya, yakni 180 kursi. Penurunan jumlah penumpang itu dirasakan sejak Januari lalu.

Arief menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat BIJB sepi penumpang. Belum rampungnya proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) manjadi salah satu faktor kuncinya.

Selain minimnya akses atau belum rampungnya Tol Cisumdawu. Faktor lainnya, yakni belum adanya kebijakan yang pasti terkait pemindahan rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke BIJB.

BIJB terus berusaha untuk mendongkrak aktivitas penerbangan, kendati belum didukung infrastruktur yang memadai. Tahun 2018 merupakan tahun pertama BIJB melayani penerbangan komersial.

BIJB yang tengah berjuang mendongkrak aktivitas penerbangan ternyata terkena gempuran kebijakan kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar.

Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati, Majalengka yang beroperasi belum genap satu tahun itu masih sepi penumpang.
Pantauan detikcom, suasana bandara memang sepi. Kini, BIJB hanya melayani satu kali penerbangan setiap harinya.
Sejumlah maskapai seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Wings Air dan Trans Nusa memilih tidak beroperasi sementara. Hanya Citilink yang masih melayani penerbangan.
Coorporate Secretary PT BIJB Arief Budiman melalui Bidang Humas BIJB menyatakan jumlah penumpang di BIJB hanya mencapai sekitar 30% dari ketersediaan kursi penumpang pesawat yang ada setiap harinya, yakni 180 kursi. Penurunan jumlah penumpang itu dirasakan sejak Januari lalu.
Arief menjelaskan ada beberapa faktor yang membuat BIJB sepi penumpang. Belum rampungnya proyek Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) manjadi salah satu faktor kuncinya.
Selain minimnya akses atau belum rampungnya Tol Cisumdawu. Faktor lainnya, yakni belum adanya kebijakan yang pasti terkait pemindahan rute penerbangan dari Bandara Husein Sastranegara ke BIJB.
BIJB terus berusaha untuk mendongkrak aktivitas penerbangan, kendati belum didukung infrastruktur yang memadai. Tahun 2018 merupakan tahun pertama BIJB melayani penerbangan komersial.
BIJB yang tengah berjuang mendongkrak aktivitas penerbangan ternyata terkena gempuran kebijakan kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar.