Potret Nahkoda Perahu Eretan dari Banjir Kanal Barat

Saepudin menjadi salah seorang penarik perahu eretan yang masih bertahan di ibu kota.

Bersama menantunya, Saepudin menarik perahu eretan di kali Banjir Kanal Barat, Jakarta.

Pria asli Brebes itu bercerita bahwa dirinya telah menjadi penarik perahu eretan sejak era Soeharto.

Uniknya, Saepudin tak hanya menarik perahu eretan untuk mengantarkan penumpangnya tetapi ia juga mengangkat botol plastik yang nampak hanyut di kali tersebut.

Mengumpulkan botol-botol plastik menjadi pekerjaan sampingan Saepudin. Pasalnya, pemasukannya sebagai penarik perahu eretan tak menentu sehingga ia harus mencari pekerjaan tambahan agar dapurnya tetap mengepul.

Saepudin mengatakan ia tak mematok tarif khusus bagi penumpangnya yang ingin menyeberang menggunakan perahu eretannya. Biasanya penumpang membayar dengan tarif Rp 1.000 hingga Rp 2.000 untuk menyeberang.

Saepudin bersama menantunya biasanya mengumpulkan botol plastik saat mengantarkan penumpangnya menyeberang. Menggunakan jaring, kedua pria tersebut menjaring botol-botol plastik yang hanyut di Kali Banjir Kanal Barat.

Menurut Saepudin dalam satu bulan ia bisa mendapatkan hingga Rp 300 ribu per bulan dari hasil mengumpulkan botol plastik.

Saat ditanya mengenai suka duka sebagai penarik perahu eretan, Saepudin mengatakan tak ada hambatan berarti selama puluhan tahun bekerja sebagai penarik eretan. Hanya saja jika air deras ia harus keluarkan tenaga berlebih untuk menggerakkan perahu eretannya.

Hingga kini, Saepudin masih aktif mengantarkan penumpang menggunakan perahu eretannya. Namun, setiap satu bulan sekali Saepudin bergantian dengan saudaranya Romli dan Sukirman untuk menarik perahu eretan di Banjir Kanal Barat.

Saepudin menjadi salah seorang penarik perahu eretan yang masih bertahan di ibu kota.
Bersama menantunya, Saepudin menarik perahu eretan di kali Banjir Kanal Barat, Jakarta.
Pria asli Brebes itu bercerita bahwa dirinya telah menjadi penarik perahu eretan sejak era Soeharto.
Uniknya, Saepudin tak hanya menarik perahu eretan untuk mengantarkan penumpangnya tetapi ia juga mengangkat botol plastik yang nampak hanyut di kali tersebut.
Mengumpulkan botol-botol plastik menjadi pekerjaan sampingan Saepudin. Pasalnya, pemasukannya sebagai penarik perahu eretan tak menentu sehingga ia harus mencari pekerjaan tambahan agar dapurnya tetap mengepul.
Saepudin mengatakan ia tak mematok tarif khusus bagi penumpangnya yang ingin menyeberang menggunakan perahu eretannya. Biasanya penumpang membayar dengan tarif Rp 1.000 hingga Rp 2.000 untuk menyeberang.
Saepudin bersama menantunya biasanya mengumpulkan botol plastik saat mengantarkan penumpangnya menyeberang. Menggunakan jaring, kedua pria tersebut menjaring botol-botol plastik yang hanyut di Kali Banjir Kanal Barat.
Menurut Saepudin dalam satu bulan ia bisa mendapatkan hingga Rp 300 ribu per bulan dari hasil mengumpulkan botol plastik.
Saat ditanya mengenai suka duka sebagai penarik perahu eretan, Saepudin mengatakan tak ada hambatan berarti selama puluhan tahun bekerja sebagai penarik eretan. Hanya saja jika air deras ia harus keluarkan tenaga berlebih untuk menggerakkan perahu eretannya.
Hingga kini, Saepudin masih aktif mengantarkan penumpang menggunakan perahu eretannya. Namun, setiap satu bulan sekali Saepudin bergantian dengan saudaranya Romli dan Sukirman untuk menarik perahu eretan di Banjir Kanal Barat.