Petugas di SPBE Srengseng, Jakarta Barat, tengah menyusun ratusan gas elpiji, Jumat (3/5/2019).
PT Pertamina (Persero) menyiapkan tambahan alokasi elpiji 3 Kg pada minggu pertama Ramadan 1440 H. Penambahan itu sebesar 14 persen dari kondisi normal yang sekitar 21 ribu MT (ekuivalen dengan 7 juta tabung LPG 3 Kg) menjadi 24 ribu MT (ekuivalen dengan 8 juta tabung elpiji 3 Kg) per hari.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman menjelaskan, penambahan 3 Ribu MT LPG (ekuivalen 1 juta tabung elpiji 3 Kg) ini dilakukan untuk memastikan kebutuhan elpiji 3 Kg di masyarakat dapat terpenuhi dengan baik mengingat frekuensi penggunaan akan cenderung meningkat.
Peningkatan pasokan LPG tersebut, tambah Fajriyah terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Sehingga seluruh Marketing Operation Region (MOR) Pertamina telah menyiapkan pasokan LPG sesuai dengan perkiraan kenaikan konsumsi di masing-masing provinsi.
Penambahan alokasi ini bervariasi untuk seluruh wilayah di Indonesia. Pada MOR I (Sumatera Bagian Barat dan Utara), MOR II (Sumatera Bagian Selatan), MOR III (Jakarta, Banten dan Jawa Barat), MOR IV (Jateng & DIY) dan MOR VII (Sulawesi) rata-rata alokasi LPG naik antara 6 - 11 persen.
Sementara pada MOR V (Jatim, Bali, NTB dan NTT) dan MOR VI (Balikpapan) kenaikan bekisar antara 27 - 29 persen.
Lewat tambahan alokasi ini, masyarakat tak perlu khawatir pasokan LPG 3 kg. Satgas Pertamina akan terus memonitor konsumsi LPG apabila terjadi lonjakan.
Lebih lanjut Fajriyah menuturkan, elpiji 3 Kg merupakan produk yang disubsidi oleh negara dan diperuntukkan bagi kalangan warga tidak mampu.
Karena itu, masyarakat yang sudah dalam kategori mampu diharapkan dapat menggunakan LPG non subsidi seperti Bright Gas yang juga tersedia di agen, pangkalan dan modern minimarket.