Tenun Songket Jembrana Berharga Puluhan Juta

Di wilayah Jembrana, Bali, ada sebuah kelompok tenun Songket bernama Putrimas yang tetap mempertahankan motif-motif asli Jembrana.
Kelompok tenun Putrimas ini merupakan salah satu UMKM binaan kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.
Kelompok tenun Putrimas terdiri dari 52 orang yang mayoritas merupakan warga sekitar. Kelompok ini terbagi menjadi unit produksi, pemotifan songket pemasaran dan unit penganian benang.
Motif asli Jembrana yang dipertahankan kelompok tenun Putrimas antara lain motif bulan bintang, bedeg bedegan, dan pala yuyu.
Selain itu, mereka juga mengembangkan beberapa inovasi produk seperti songket Negara (tanpa sambungan), songket batik alam Jembrana dan songket pewarna alam Jembrana.
Kelompok tenun ini juga memperoleh 6 HaKI dari Kementerian Hukum dan HAM.
Adapun proses penenunan untuk satu kain songket sepanjan 2 meter bisa sampai sebulan.
Dimana dalam sehari menenun, ibu-ibu pekerja ini bisa menghasilkan sekitar 15 cm hasil tenunan.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kiri) bersama Ketua Kelompok Tenun Putrimas I Ketut Widiadnyana.
Kain songket Jembrana sendiri harganya bervariasi, mulai dari Rp 600 ribu hingga puluhan juta. Seperti kain songket yang tengah dipegang ini, pernah ditawar Rp 60 juta dalam suatu pameran namun tidak dilepas pemiliknya.
Di wilayah Jembrana, Bali, ada sebuah kelompok tenun Songket bernama Putrimas yang tetap mempertahankan motif-motif asli Jembrana.
Kelompok tenun Putrimas ini merupakan salah satu UMKM binaan kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.
Kelompok tenun Putrimas terdiri dari 52 orang yang mayoritas merupakan warga sekitar. Kelompok ini terbagi menjadi unit produksi, pemotifan songket pemasaran dan unit penganian benang.
Motif asli Jembrana yang dipertahankan kelompok tenun Putrimas antara lain motif bulan bintang, bedeg bedegan, dan pala yuyu.
Selain itu, mereka juga mengembangkan beberapa inovasi produk seperti songket Negara (tanpa sambungan), songket batik alam Jembrana dan songket pewarna alam Jembrana.
Kelompok tenun ini juga memperoleh 6 HaKI dari Kementerian Hukum dan HAM.
Adapun proses penenunan untuk satu kain songket sepanjan 2 meter bisa sampai sebulan.
Dimana dalam sehari menenun, ibu-ibu pekerja ini bisa menghasilkan sekitar 15 cm hasil tenunan.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara (kiri) bersama Ketua Kelompok Tenun Putrimas I Ketut Widiadnyana.
Kain songket Jembrana sendiri harganya bervariasi, mulai dari Rp 600 ribu hingga puluhan juta. Seperti kain songket yang tengah dipegang ini, pernah ditawar Rp 60 juta dalam suatu pameran namun tidak dilepas pemiliknya.