Pemain di industri belakangan ini harus memutar otak lebih keras. Pangsa pasar yang begitu banyak namun penyerapannya belum maksimal.
Menurut Direktur Teknik dan Pengembangan Usaha PT Adhi Persada Properti (APP) Pulung Prahasto, belakangan ini para pelaku properti kebanyakan membangun hunian vertikal seperti apartemen lantaran membaca minat pasar. Namun ketika stok mulai banyak minat pasar berbalik arah.
Ketika pemain properti besar ramai-ramai membangun apartmen pasar rumah tapak dikembangkan oleh pengembang kecil.
Rata-rata muncul rumah tipe klaster di daerah pinggiran ibu kota.
Nah pasar kembali galau lantaran segmen milenial yang kembali berpikir ingin memiliki hunian tapak. Tentu hal tersebut tidak terlepas dari budaya ketimuran Indonesia yang memiliki pandangan bahwa harus memiliki rumah di atas tanah.
Meski begitu, Pulung menilai tren minat rumah tapak akan berlangsung hanya sekitar 10-20 tahun ke depan. Setelah pasarnya jenuh kembali dia yakin hunian vertikal akan kembali diminati.