Ini Pesawat N250 Buatan BJ Habibie

Pesawat N250 terparkir di lapangan pesawat PT Dirgantara Indonesia, Kota Bandung, Jawa Barat. Foto diabadikan akhir Oktober Tahun 2017 lalu.
N-250 adalah pesawat transportasi regional turboprop yang merupakan gagasan BJ Habibie. Huruf N berarti Nurtanio atau Nusantara, sedangkan 250 berarti pesawat bermesin ganda atau dua dengan kapasitas 50 penumpang.
Pesawat ini merupakan ambisi besar pertama dari IPTN untuk bersaing di pasar pesawat turboprop kapasitas 50 sampai 70 penumpang. Ia menjadi bintang dalam pameran Indonesian Air Show edisi 1996 yang berlangsung di Cengkareng.
Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkapkan oleh IPTN pada pameran Paris Air Show di tahun 1989, tapi sebenarnya sudah pertama kali diperkenalkan di 1986 pada event Indonesian Air Show 1986.
Prototipe pertamanya dengan nomor serial PA-1 kapasitas 50 penumpang terbang pada 10 Agustus 1995. Kemudian prototipe kedua dengan kapasitas 70 penumpang bernama N250-100, direncanakan terbang pada Mei 1996, tapi ditunda sampai kemudian terbang pada 19 Desember 1996.
Prototipe ketiga dan keempat direncanakan terbang pada Juli 1996 dan kemudian September 1996. Sayangnya, konstruksi kedua pesawat dihentikan seiring krisis ekonomi hebat yang melanda Asia Tenggara.
Secara teknis, pesawat ini dibuat dengan material titanium dan logam ringan, dengan porsi signifikan komponen non struktural dari material komposit. Badan pesawat terbang mirip dengan CN-235, tapi lebih tinggi dan lebih lebar.
Pesawat N250 terparkir di lapangan pesawat PT Dirgantara Indonesia, Kota Bandung, Jawa Barat. Foto diabadikan akhir Oktober Tahun 2017 lalu.
N-250 adalah pesawat transportasi regional turboprop yang merupakan gagasan BJ Habibie. Huruf N berarti Nurtanio atau Nusantara, sedangkan 250 berarti pesawat bermesin ganda atau dua dengan kapasitas 50 penumpang.
Pesawat ini merupakan ambisi besar pertama dari IPTN untuk bersaing di pasar pesawat turboprop kapasitas 50 sampai 70 penumpang. Ia menjadi bintang dalam pameran Indonesian Air Show edisi 1996 yang berlangsung di Cengkareng.
Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkapkan oleh IPTN pada pameran Paris Air Show di tahun 1989, tapi sebenarnya sudah pertama kali diperkenalkan di 1986 pada event Indonesian Air Show 1986.
Prototipe pertamanya dengan nomor serial PA-1 kapasitas 50 penumpang terbang pada 10 Agustus 1995. Kemudian prototipe kedua dengan kapasitas 70 penumpang bernama N250-100, direncanakan terbang pada Mei 1996, tapi ditunda sampai kemudian terbang pada 19 Desember 1996.
Prototipe ketiga dan keempat direncanakan terbang pada Juli 1996 dan kemudian September 1996. Sayangnya, konstruksi kedua pesawat dihentikan seiring krisis ekonomi hebat yang melanda Asia Tenggara.
Secara teknis, pesawat ini dibuat dengan material titanium dan logam ringan, dengan porsi signifikan komponen non struktural dari material komposit. Badan pesawat terbang mirip dengan CN-235, tapi lebih tinggi dan lebih lebar.