Pabrik Ini Bakal Penuhi Kebutuhan Baja Ringan di Indonesia

Maraknya pembangunan perumahan di Indonesia masih membutuhkan cukup banyak material berkualitas. Salah satunya adalah baja lapis aluminium seng (BJLAS) sebagai bahan baku dari profil baja ringan dan juga atap metal. Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian, Dini Hanggandari mengatakan, setiap tahunnya dibutuhkan 1,5 juta ton baja lapis zinc aluminium di Indonesia. Foto: dok. Kemenperin
Peresmian beroperasinya pabrik continous coating line PT. Tata Metal Lestari, yang memproduksi BJLAS merek Nexalume di Kawasan Industri Delta Silicon, Lippo Cikarang, Bekasi, berlangsung Rabu (9/10). Pabrik continous coating line PT. Tata Metal beroperasi dengan mesin  yang canggih dan modern. Berstandar industri 4.0. Mesin produksi PT Tata Metal Lestari beroperasi secara otomatis, berbasis teknologi DNA (Device, Network, Application). Foto: dok. Kemenperin
Kebutuhan BJLAS setiap tahunnya belum dapat dipenuhi produsen dalam negeri. Ia mengatakan, suplai dari 5 produsen BJLAS di Indonesia, yang semuanya tergabung dalam IZASI (Indonesia Zinc Aluminum Steel Industries), baru mencapai sekitar 1,275 ton per tahun. Jumlah itu sendiri sudah termasuk dengan hasil produksi dari pabrik continuous line PT. Tata Metal Lestari yang baru resmi beroperasi hari ini. Foto: dok. Kemenperin
PT Tata Metal Lestari yang merupakan perluasan usaha Tatalogam Group, yang telah terbukti 25 tahun mengatapi nusantara, dengan produk-produk genteng metal dan baja ringannya, mau berinvestasi ke sektor hulu dengan memproduksi BJLAS yang menjadi bahan baku industri roll forming. Foto: dok. Kemenperin
Pabrik Tata Metal Lestari sendiri dibangun dengan total investasi sebesar 1.5 Triliun dan kapasitas produksi sebesar 225.000 ton per tahun. Dengan adanya pabrik ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pasokan baja lapis di dalam negeri dan pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Indonesia. Foto: dok. Kemenperin
Maraknya pembangunan perumahan di Indonesia masih membutuhkan cukup banyak material berkualitas. Salah satunya adalah baja lapis aluminium seng (BJLAS) sebagai bahan baku dari profil baja ringan dan juga atap metal. Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian, Dini Hanggandari mengatakan, setiap tahunnya dibutuhkan 1,5 juta ton baja lapis zinc aluminium di Indonesia. Foto: dok. Kemenperin
Peresmian beroperasinya pabrik continous coating line PT. Tata Metal Lestari, yang memproduksi BJLAS merek Nexalume di Kawasan Industri Delta Silicon, Lippo Cikarang, Bekasi, berlangsung Rabu (9/10). Pabrik continous coating line PT. Tata Metal beroperasi dengan mesin  yang canggih dan modern. Berstandar industri 4.0. Mesin produksi PT Tata Metal Lestari beroperasi secara otomatis, berbasis teknologi DNA (Device, Network, Application). Foto: dok. Kemenperin
Kebutuhan BJLAS setiap tahunnya belum dapat dipenuhi produsen dalam negeri. Ia mengatakan, suplai dari 5 produsen BJLAS di Indonesia, yang semuanya tergabung dalam IZASI (Indonesia Zinc Aluminum Steel Industries), baru mencapai sekitar 1,275 ton per tahun. Jumlah itu sendiri sudah termasuk dengan hasil produksi dari pabrik continuous line PT. Tata Metal Lestari yang baru resmi beroperasi hari ini. Foto: dok. Kemenperin
PT Tata Metal Lestari yang merupakan perluasan usaha Tatalogam Group, yang telah terbukti 25 tahun mengatapi nusantara, dengan produk-produk genteng metal dan baja ringannya, mau berinvestasi ke sektor hulu dengan memproduksi BJLAS yang menjadi bahan baku industri roll forming. Foto: dok. Kemenperin
Pabrik Tata Metal Lestari sendiri dibangun dengan total investasi sebesar 1.5 Triliun dan kapasitas produksi sebesar 225.000 ton per tahun. Dengan adanya pabrik ini, diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pasokan baja lapis di dalam negeri dan pembangunan infrastruktur dan konstruksi di Indonesia. Foto: dok. Kemenperin