Pandai Besi Majalaya Bertahan dari Gempuran Produk Impor
Bengkel pandai besi milik Enen Junaedi (84) yang berada di Kampung Balekembang, Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, nampak sibuk. Seorang pandai besi tengah membuat sebilah golok, Sabtu (9/11/2019).
Enen bersama anaknya Dodo Junaedi (42) bergantian memukul sebilah besi yang akan dijadikan golok menggunakan palu bergantian.
Sementara menantunya Tini (38) bertugas mengayunkan sepasang tongkat ububan agar angin keluar dan meniup bara api untuk memanaskan besi yang akan ditempa menjadi golok.
Enen mengatakan, meski sudah banyak beredar alat pertanian dari luar negeri, pihaknya tak takut kehilangan pelanggan, karena pelanggannya merupakan orang-orang yang sudah setia menggunakan alat pertanian yang dibuat olehnya. Bahkan, permintaannya pun banyak.
Ia juga mengungkapkan, ia merupakan keturunan ke tiga yang memiliki bakat menjadi pandai besi. Bakat pandai besi yang ia punya berasal dari kakek dan ayahnya. Karena usianya sudah tua, bakat pandai besi kini diturunkan kepada anaknya Dodo Junaedi.
Alat pertanian yang diproduksi Enen dan anaknya tergantung permintaan pelanggan. Menurutnya, ia tak menyetok alat pertanian yang ia buat. Seperti cangkul, ia sudah tak membuatnya lagi, selain harga produksinya mahal, saat ini di pasaran sudah banyak cangkul yang memiliki harga lebih murah.
Enen menambahkan, harga cangkul yang ia buat lebih mahal dibandingkan yang dijual di toko. Meski demikian, soal kualitas ia bisa berlomba dengan cangkul hasil pabrikan.
Cangkul hasil buatan Enen dibanderol seharga Rp 125 ribu, sedangkan sabit dijual dengan harga Rp 75 ribu. Sementara untuk golok Enen menjualnya dengan harga yang bervariasi mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu.