Pacul Impor Serbu RI, Semangat Perajin Lokal Nggak Kendor

Perajin alat pertanian di Desa Binorong, Sarwono mengatakan, sampai saat ini alat pertanian impor belum berpengaruh terhadap usahanya. Sebab, sebagian besar pembeli sudah mengetahui kualitas alat pertanian buatannya.
Meski demikian, tidak memungkiri jika beberapa pelanggan sempat memilih produk lain karena murah. Namun, nantinya pembeli akan kembali memilih alat pertanian yang lebih bagus dan awet.
Sarwono mengaku sudah mulai menjadi perajin alat pertanian sejak tahun 1991 silam. Alat pertanian tersebut mulai cangkul, arit, pisau, clurit dan lainnya. Hasil produksinya ia jual untuk Banjarnegara dan sekitarnya serta dikirim ke Kalimantan dan Papua.
Sedangkan harga produksinya, ia menyebutkan untuk cangkul antara Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu untuk kualitas bagus.
Sedangkan untuk kualitas biasa dijual Rp 150 ribu sampai 160 ribu.
Perajin alat pertanian di Desa Binorong, Sarwono mengatakan, sampai saat ini alat pertanian impor belum berpengaruh terhadap usahanya. Sebab, sebagian besar pembeli sudah mengetahui kualitas alat pertanian buatannya.
Meski demikian, tidak memungkiri jika beberapa pelanggan sempat memilih produk lain karena murah. Namun, nantinya pembeli akan kembali memilih alat pertanian yang lebih bagus dan awet.
Sarwono mengaku sudah mulai menjadi perajin alat pertanian sejak tahun 1991 silam. Alat pertanian tersebut mulai cangkul, arit, pisau, clurit dan lainnya. Hasil produksinya ia jual untuk Banjarnegara dan sekitarnya serta dikirim ke Kalimantan dan Papua.
Sedangkan harga produksinya, ia menyebutkan untuk cangkul antara Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu untuk kualitas bagus.
Sedangkan untuk kualitas biasa dijual Rp 150 ribu sampai 160 ribu.