Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury menargetkan Tahun ini sebagai waktu yang tepat untuk membeli properti karena banyak faktor yang membuat investasi pada properti ini menarik pada saat era suku bunga murah.
Uang muka KPR juga semakin terjangkau setelah aturan relaksasi Loan To Value mulai berlaku Desember lalu. Variasi hunian yang strategis terutama di wilayah Jabodetabek semakin banyak karena sarana dan prasarana transportasi yang sudah jadi seperti LRT dan MRT.
Pahala juga memaparkan mengenai tantangan dan peluang properti tahun 2020. Ia mengakui bahwa tahun 2019 menjadi tahun yang tidak mudah bagi sektor properti, sebab penjualan properti mengalami penurunan.
Berdasarkan survey Bank Indonesia, Penjualan Properti Residensial Triwulan IV/2019 turun 16,33% (q to q) secara triwulanan dibandingkan triwulan III /2019 yang masih tumbuh 16,18%. Penurunan penjualan perumahan pun terjadi secara merata baik rumah tipe kecil, menengah maupun besar.
Sektor properti di tahun 2020 akan menjadi penuh tantangan karena ancaman resesi akibat kondisi geopolitik yang memanas serta wabah penyakit COVID-19 atau virus corona yang diperkirakan melumpuhkan kekuatan ekonomi China dan berdampak ke Indonesia. Meskipun demikian, pasar dijamin optimistis, sektor properti yang dikenal memiliki multiplier effect ke 170 industri turunan adalah sektor yang bertahan dan bangkit di tengah ancaman dari faktor eksternal tersebut.
Selain itu, Pemerintah dan Bank Indonesia juga terus memberikan dukungan yang cukup besar ke sektor properti antara lain antara lain peningkatan batasan tidak kena Pajak Pertambahan Nilai (PPN) rumah sederhana dan rumah sangat sederhana, pembebasan PPN atas rumah atau bangunan korban bencana alam, penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) pasal 22 atas hunian mewah dari 5% menjadi 1%, dan peningkatan batas nilai hunian mewah yang dikenakan PPh dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPNBM).
BTN menargetkan pertumbuhan kredit yang mayoritas ditopang sektor KPR sebesar 8%-10% yang didorong pertumbuhan KPR secara keseluruhan sekitar 17%. Sementara untuk segmen KPR Subsidi, BTN hanya menargetkan pertumbuhan sekitar 3%.
Angka pertumbuhan KPR Subsidi yang melandai disebabkan karena kuota FLPP yang diberikan BTN sebesar 220.000 unit, jumlah tersebut terdiri dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebanyak 110.000 unit dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebanyak 40.000 unit-45.000 unit.
Selain hunian yang sesuai dengan selera konsumen saat ini, Bank BTN juga menawarkan berbagai promosi menarik. Fiantaranya suku bunga KPR mulai dari 5,70% fixed rate selama 1 Tahun (subsidi bunga dari pengembang pilihan), bebas biaya provisi, bebas biaya administrasi, bebas biaya appraisal dan discount asuransi jiwa 20% serta cashback tabungan hingga Rp 700.000 sesuai dengan plafon kredit yang diberikan.