Produksi Kerupuk Tradisional Masih Bertahan, Ini Buktinya

Sejumlah pekerja menyelesaikan proses pembuatan kerupuk bunter di Cijaringo, Kampung Bunter, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (7/3/2020).
Kampung Bunter ini dikenal banyak orang sebagai daerah sentra kerupuk, karena kebanyakan masyarakatnya memproduksi kerupuk.
Setelah ditata pada papan anyaman, adonan kerupuk mentah ini kemudian dikukus.
Setelah dikukus dan terlihat matang, kerupuk ini diambil dan ditata ulang agar tidak menempel pada papan saat akan dijemur.
Kerupuk dijemur agar mengeras dan siap untuk digoreng.
Pabrik milik Alo ini menjual kerupuk hasil olahannya di Sumedang dan Bandung. Untuk kerupuk yang sudah matang dijual dengan harga Rp 2000-Rp 5000 per kemasan, sedangkan untuk kerupuk mentah Rp 16 ribu-Rp18 ribu per kilogram.
Pembuatan kerupuk ini dilakukan melalui sembilan tahapan yaitu buburan (kanji), ngegiling, mipit (membentuk kerupuk dengan alat pres), seupan (kukus), melekat (sebelum dijemur), penjemuran, mengepul (penjemuran kedua), dan kerupuk siap untuk digoreng.