Perajin Tempe yang Bertahan Eksis di Masa Pandemi

Sejumlah perajin mengolah kacang kedelai untuk pembuatan tempe di industri tempe rumahan Kawasan Sunter, Jakarta Utara, Rabu (12/8).
Menurut keterangan perajin saat pandemi COVID-19, jumlah produksi tempe menurun hingga 50 persen karena jumlah permintaan dari pedagang hingga pengepul berkurang akibat dampak ekonomi COVID-19.
Menurunnya jumlah produksi sudah terjadi sejak tiga bulan terakhir.
Selain itu perajin terpaksa mengurangi jumlah produksi hanya 50 kilogram saja per hari.
Padahal sebelumnya jumlah produksi bisa mencapai 100 kilogram perharinya.
Untuk harga, para perajin tempe tetap bertahan dengan harga normal yaitu Rp 5.000 per kilogram dengan ukuran tebal.
Untuk harga kacang kedelai sendiri mengalami peningkatan harga dari Rp 6.200 menjadi Rp 7.200 per kilogram.
Saat ini para perajin tempe hanya bisa terus berjuang untuk bertahan di tengah pandemi.
Mereka berharap agar pandemi ini cepat selesai agar usaha UMKM bisa kembali normal dan meraup keuntungan seperti sedia kala.
Tempe sendiri masih menjadi makanan pokok yang banyak diminati oleh orang Indonesia.