Industri Bunga Ekuador Berjuang Pulih di Tengah Pandemi
Rumah kaca produsen bunga Quito Inor Flowers terlihat dilatarbelakangi oleh gunung berapi Cotopaxi di Lasso, Ekuador.
Para petani bunga di Ekuador memangkas kembali ladang mereka, memotong akar tanaman, dan membuang tumpukan bunga berwarna-warni. Hal tersebut buntut dari pandemi yang telah menghancurkan salah satu industri ekspor terbesar di Ekuador.
Lebih dari 10.000 pekerjaan telah dihentikan dan lebih dari $ 130 juta pendapatan hilang. Lebih dari separuh pendapatan dihasilkan selama dua hari libur besar yaitu, Hari Valentine dan Hari Ibu. Kedua tanggal tersebut bertepatan dengan dimulainya penguncian di berbagai belahan dunia yang menyebabkan penurunan penjualan.
Ekuador adalah produsen mawar terbesar di dunia dan dihargai karena iklim khatulistiwa yang menguntungkan dan kondisi tanah yang optimal yang memungkinkan perkumpulan varietas bunga.
Negara tetangganya Kolombia, yang menjadi pengekspor bunga terbesar kedua di dunia, telah berhasil pulih dan mencapai presentase 90%. Namun Ekuador belum mengalami nasib baik yang sama. Menurut Asosiasi Eksportir dan Petani Bunga Ekuador hingga kini mereka baru mencapai presentasi 70% dari tingkat normal.