Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya

Pekerja melakukan pengecekan panel surya di kawasan Jakarta Selatan, Senin (31/8/2020).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membentuk Tim Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di BUMN dengan nomor surat SK-252/MBU/07/2020 per tanggal 27 Juli 2020.
Tim Percepatan tersebut terdiri dari Tim Pengarah yang diketuai langsung oleh Menteri Erick Thohir, serta Tim Kerja yang terdiri dari Direktur Operasi I PT Len Industri (Ketua), Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero), Direktur Mega Project PT PLN (Persero), Direktur Niaga & Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero), serta Chief Executive Officer Subholding Power and New Renewable Energy PT Pertamina (Persero).
Indonesia terletak di sepanjang garis khatulistiwa dengan iradiasi energi matahari rata-rata 4,80 kWh per m2 per hari.
Sehingga energi matahari menjadi pilihan yang baik sebagai alternatif sumber energi.
Namun ironisnya, secara nasional di Indonesia pemanfaatan PLTS masih kurang dari 200 mega watt (MW) dari total 207,8 giga watt potensi yang dimiliki.
Potensi tersebut terdiri dari jalan tol 81,7 MW, bandara 167 MW, SPBU 75 MW, stasiun 55,8 MW, tambang 131 MW, pabrik 28 MW, kantor 35,75 MW, perkebunan 400 MW, pelabuhan 192 MW, serta gudang 231,5 MW.
Pekerja melakukan pengecekan panel surya di kawasan Jakarta Selatan, Senin (31/8/2020).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membentuk Tim Percepatan Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di BUMN dengan nomor surat SK-252/MBU/07/2020 per tanggal 27 Juli 2020.
Tim Percepatan tersebut terdiri dari Tim Pengarah yang diketuai langsung oleh Menteri Erick Thohir, serta Tim Kerja yang terdiri dari Direktur Operasi I PT Len Industri (Ketua), Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero), Direktur Mega Project PT PLN (Persero), Direktur Niaga & Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero), serta Chief Executive Officer Subholding Power and New Renewable Energy PT Pertamina (Persero).
Indonesia terletak di sepanjang garis khatulistiwa dengan iradiasi energi matahari rata-rata 4,80 kWh per m2 per hari.
Sehingga energi matahari menjadi pilihan yang baik sebagai alternatif sumber energi.
Namun ironisnya, secara nasional di Indonesia pemanfaatan PLTS masih kurang dari 200 mega watt (MW) dari total 207,8 giga watt potensi yang dimiliki.
Potensi tersebut terdiri dari jalan tol 81,7 MW, bandara 167 MW, SPBU 75 MW, stasiun 55,8 MW, tambang 131 MW, pabrik 28 MW, kantor 35,75 MW, perkebunan 400 MW, pelabuhan 192 MW, serta gudang 231,5 MW.