Briket Organik Karawang Diminati Pasar Eropa dan Timur Tengah

Ketekunan Adi memproduksi briket organik membuatnya berkontribusi ke perekonomian warga sekitar. Ia mempekerjakan 36 pemuda dan puluhan ibu ibu untuk membuat dan mengemas briket.
Ia memproduksi briket organik dan mengekspornya ke sejumlah negara Eropa dan Timur Tengah. Omzetnya mencapai sekira 20 ribu U$D per bulan atau sekira Rp 292 juta menurut kurs saat ini. 
Briket buatan Adi memang berbeda dengan briket buatan Cina yang beredar di pasaran. Adi bercerita, briket arang kelapa buatannya dibuat tanpa campuran bahan kimia. Setelah menumbuk arang kelapa, ia mencampurkan tepung tapioka sebagai bahan perekat. Setelah dipanggang, briket lalu dicetak dan dipotong dadu. 
Prediksi Adi kemudian menjadi kenyataan. Selain di Eropa, briket buatan Adi juga diminati pasar Timur Tengah. Di negara-negara Arab, briket digunakan untuk bahan bakar shisa atau hookah alias rokok Arab. Sedangkan di Eropa, briket kerap digunakan menjadi bahan bakar barbeque.
Setelah empat tahun membuat briket, Adi dan timnya bisa memproduksi 20 ton briket sepekan. Padahal pada 2016, saat ia memulai usahanya, Adi hanya mampu membuat 3 kuintal sehari
Ketekunan Adi memproduksi briket organik membuatnya berkontribusi ke perekonomian warga sekitar. Ia mempekerjakan 36 pemuda dan puluhan ibu ibu untuk membuat dan mengemas briket.
Ia memproduksi briket organik dan mengekspornya ke sejumlah negara Eropa dan Timur Tengah. Omzetnya mencapai sekira 20 ribu U$D per bulan atau sekira Rp 292 juta menurut kurs saat ini. 
Briket buatan Adi memang berbeda dengan briket buatan Cina yang beredar di pasaran. Adi bercerita, briket arang kelapa buatannya dibuat tanpa campuran bahan kimia. Setelah menumbuk arang kelapa, ia mencampurkan tepung tapioka sebagai bahan perekat. Setelah dipanggang, briket lalu dicetak dan dipotong dadu. 
Prediksi Adi kemudian menjadi kenyataan. Selain di Eropa, briket buatan Adi juga diminati pasar Timur Tengah. Di negara-negara Arab, briket digunakan untuk bahan bakar shisa atau hookah alias rokok Arab. Sedangkan di Eropa, briket kerap digunakan menjadi bahan bakar barbeque.
Setelah empat tahun membuat briket, Adi dan timnya bisa memproduksi 20 ton briket sepekan. Padahal pada 2016, saat ia memulai usahanya, Adi hanya mampu membuat 3 kuintal sehari