Potret Pengamen Ondel-ondel yang Berjuang Taklukkan Kerasnya Ibu Kota

Pengamen ondel-ondel menjadi sebuah fenomena yang marak terlihat di kawasan Ibu Kota. Ondel-ondel yang merupakan ikon budaya Betawi kerap digunakan oleh sejumlah orang sebagai media untuk mencari rezeki di Jakarta.

Ditemui di 'kampung ondel-ondel' yang berada di kawasan Ibu Kota tersebut sejumlah pengamen tampak sedang menyiapkan sejumlah peralatannya sebelum kemudian berkeliling untuk mencari rezeki.

Biasanya para pengamen ondel-ondel ini mulai bekerja pada siang hari dan pulang pada tengah malam.

Sebelum berkeliling ke sejumlah kawasan, para pengamen ondel-ondel tersebut akan terlebih dahulu menyiapkan sejumlah peralatannya yang akan digunakan untuk mencari nafkah.

Deretan aki yang menjadi energi ondel-ondel pun disiapkan oleh mereka.

Para pengamen ondel-ondel ini kebanyakan memilih untuk berkeliling kawasan di luar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang hingga Bekasi.

Dengan menggunakan angkutan umum para pengamen ondel-ondel tersebut mengangkut ondel-ondel di bagian atas mobil sebelum nantinya dibawa berkeliling daerah-daerah penyangga Ibu Kota tersebut.

Bajaj juga jadi salah satu transportasi yang kerap dimanfaatkan oleh para pengamen ondel-ondel untuk mengantarkan mereka ke lokasi untuk mencari nafkah.

Dalam sehari para pengamen ondel-ondel ini dapat mengantongi Rp 100 ribu  per orang. Sedangkan untuk menyewa ondel-ondel para pengamen ini dipatok dengan harga Rp 50 ribu per hari.

Tak jarang, para pengamen ondel-ondel ini harus atur strategi agar tak terciduk Satpol PP. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta mulai memperketat pelanggaran seperti pengamen ondel-ondel, manusia silver dan PMKS. Melalui perda Provinsi DKI Jakarta nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi para pengamen ondel-ondel dilarang mengamen.

Pengamen ondel-ondel menjadi sebuah fenomena yang marak terlihat di kawasan Ibu Kota. Ondel-ondel yang merupakan ikon budaya Betawi kerap digunakan oleh sejumlah orang sebagai media untuk mencari rezeki di Jakarta.
Ditemui di kampung ondel-ondel yang berada di kawasan Ibu Kota tersebut sejumlah pengamen tampak sedang menyiapkan sejumlah peralatannya sebelum kemudian berkeliling untuk mencari rezeki.
Biasanya para pengamen ondel-ondel ini mulai bekerja pada siang hari dan pulang pada tengah malam.
Sebelum berkeliling ke sejumlah kawasan, para pengamen ondel-ondel tersebut akan terlebih dahulu menyiapkan sejumlah peralatannya yang akan digunakan untuk mencari nafkah.
Deretan aki yang menjadi energi ondel-ondel pun disiapkan oleh mereka.
Para pengamen ondel-ondel ini kebanyakan memilih untuk berkeliling kawasan di luar Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang hingga Bekasi.
Dengan menggunakan angkutan umum para pengamen ondel-ondel tersebut mengangkut ondel-ondel di bagian atas mobil sebelum nantinya dibawa berkeliling daerah-daerah penyangga Ibu Kota tersebut.
Bajaj juga jadi salah satu transportasi yang kerap dimanfaatkan oleh para pengamen ondel-ondel untuk mengantarkan mereka ke lokasi untuk mencari nafkah.
Dalam sehari para pengamen ondel-ondel ini dapat mengantongi Rp 100 ribu  per orang. Sedangkan untuk menyewa ondel-ondel para pengamen ini dipatok dengan harga Rp 50 ribu per hari.
Tak jarang, para pengamen ondel-ondel ini harus atur strategi agar tak terciduk Satpol PP. Pasalnya, Pemprov DKI Jakarta mulai memperketat pelanggaran seperti pengamen ondel-ondel, manusia silver dan PMKS. Melalui perda Provinsi DKI Jakarta nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian Budaya Betawi para pengamen ondel-ondel dilarang mengamen.