Tempat Baru Pedagang Pasar Gembrong yang Sepi Pembeli

Dari pantauan detikcom, Sabtu (12/9/2020), Pasar Gembrong Baru ini sangat sepi pengunjung. Bahkan, banyak kios yang belum diisi, baik di lantai 1 dan 2 pasar tersebut.
Seorang pedagang di Pasar Gembrong Baru yang bernama Widanto mengatakan, masih banyak pedagang yang enggan untuk pindah ke lokasi baru tersebut.
Meski bagian depan Pasar Gembrong Baru ini tetap terletak di Jalan Jenderal Basuki Rachmat, namun pintu masuk yang biasa dilalui pengunjung ada berada di dalam jalan kecil. Sehingga, tak begitu terlihat dari jalan besar.
Tak hanya kena gusur, para pedagang di Pasar Gembrong baru juga kena imbas banjir di awal 2020 yang melanda Jakarta, serta juga kena imbas pandemi virus Corona (COVID-19) yang membuat pelanggan sangat sepi hingga para pedagang harus menutup toko sementara waktu.
Tiga serangan ibarat hattrick itu menyebabkan omzet para pedagang anjlok parah, bahkan hingga 80%. "Omzet saya turun 80%," ungkap Widanto ketika ditemui detikcom.
Selain itu, Umrinah yang juga berdagang mainan di Pasar Gembrong Baru mengaku harus menutup tokonya sekitar 2 bulan karena pandemi COVID-19. Selain itu, aktivitas sekolah yang diganti dengan belajar dari rumah membuat ia kehilangan pendapatan utamanya.
Menurut Umrinah, masih ada sejumlah pedagang sayur yang bertahan di Pasar Gembrong lama. Ia pun heran mengapa sejumlah pedagang itu belum tergusur.
Kemudian, seorang pedagang aksesoris di pasar tersebut yang bernama Deli mengatakan, berhentinya aktivitas di sekolah menyebabkan krisis tersendiri bagi tokonya.
Deli juga menyinggung kebijakan membuka mal kembali yang baru dimulai 15 Juni lalu. "Saya nggak ngerti ya, kemarin-kemarin mal sudah buka, mulai aktif. Nah kenapa sekolah saja nggak boleh? Kan bisa dibikin kelas bergilir. Cuma ya, saya nggak tahu deh," kata dia.
Saat ini, para pedagang mencemaskan kebijakan PSBB total Jakarta mulai Senin (14/8) mendatang. Pasalnya, belum ada informasi apakah para pedagang harus tutup atau tidak.
Dari pantauan detikcom, Sabtu (12/9/2020), Pasar Gembrong Baru ini sangat sepi pengunjung. Bahkan, banyak kios yang belum diisi, baik di lantai 1 dan 2 pasar tersebut.
Seorang pedagang di Pasar Gembrong Baru yang bernama Widanto mengatakan, masih banyak pedagang yang enggan untuk pindah ke lokasi baru tersebut.
Meski bagian depan Pasar Gembrong Baru ini tetap terletak di Jalan Jenderal Basuki Rachmat, namun pintu masuk yang biasa dilalui pengunjung ada berada di dalam jalan kecil. Sehingga, tak begitu terlihat dari jalan besar.
Tak hanya kena gusur, para pedagang di Pasar Gembrong baru juga kena imbas banjir di awal 2020 yang melanda Jakarta, serta juga kena imbas pandemi virus Corona (COVID-19) yang membuat pelanggan sangat sepi hingga para pedagang harus menutup toko sementara waktu.
Tiga serangan ibarat hattrick itu menyebabkan omzet para pedagang anjlok parah, bahkan hingga 80%. Omzet saya turun 80%, ungkap Widanto ketika ditemui detikcom.
Selain itu, Umrinah yang juga berdagang mainan di Pasar Gembrong Baru mengaku harus menutup tokonya sekitar 2 bulan karena pandemi COVID-19. Selain itu, aktivitas sekolah yang diganti dengan belajar dari rumah membuat ia kehilangan pendapatan utamanya.
Menurut Umrinah, masih ada sejumlah pedagang sayur yang bertahan di Pasar Gembrong lama. Ia pun heran mengapa sejumlah pedagang itu belum tergusur.
Kemudian, seorang pedagang aksesoris di pasar tersebut yang bernama Deli mengatakan, berhentinya aktivitas di sekolah menyebabkan krisis tersendiri bagi tokonya.
Deli juga menyinggung kebijakan membuka mal kembali yang baru dimulai 15 Juni lalu. Saya nggak ngerti ya, kemarin-kemarin mal sudah buka, mulai aktif. Nah kenapa sekolah saja nggak boleh? Kan bisa dibikin kelas bergilir. Cuma ya, saya nggak tahu deh, kata dia.
Saat ini, para pedagang mencemaskan kebijakan PSBB total Jakarta mulai Senin (14/8) mendatang. Pasalnya, belum ada informasi apakah para pedagang harus tutup atau tidak.