RI Deflasi 3 Bulan Berturut-turut, Begini Alasannya

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan terjadinya deflasi selama dua bulan berturut-turut menandakan daya beli masyarakat atau tingkat konsumsi rumah tangga melemah dan butuh waktu untuk kembali ke titik normal. Pradita Utama/detikcom
Suhariyanto mengatakan untuk inflasi tahunan, pada bulan September kemarin inflasi tahunan 1,42% atau naik dibanding posisi Agustus yang sebesar 1,32%. Pradita Utama/detikcom
Berdasarkan komponennya, deflasi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,37% dengan andil 0,09%. Deflasi Agustus didominasi oleh penurunan harga daging ayam ras dan telur ayam ras dengan andil 0,04%. Rifkianto Nugroho/detikcom
Kemudian ada penurunan harga bawang merah dengan andil 0,02% dan beberapa jenis sayuran seperti tomat serta cabai rawit masing-masing 0,01%. Rifkianto Nugroho/detikcom
Selain itu, kelompok transportasi juga deflasi 0,33% dan sumbangannya ke deflasi sebesar 0,04%. Grandyos Zafna/detikcom
Komoditas yang dominan untuk kelompok ini ada penurunan tarif angkutan udara andilnya 0,04%. Pradita Utama/detikcom
Sementara, masih ada beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, paling tinggi kelompok pendidikan yang inflasi 0,62%, disusul perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,25%. Dian Utoro Aji/detikcom
Kemudian diikuti oleh perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,15%. Grandyos Zafna/detikcom