Nganggur Imbas Corona, Warga Sukabumi Ini Bikin Cobek Bernilai Seni

Dua bulan menganggur karena pekerjaannya terdampak Virus Corona, Agus (41) warga Kampung Cisalak RT 03 RW 08, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi ini banting setir menyulap batu biasa menjadi ulekan atau cobek bernilai seni.
Tidak sembarangan, cobek buatan pria yang akrab disapa Abah Huis itu sudah banyak dipesan tidak hanya untuk pasar domestik tapi juga hingga ke luar negeri. Siapa sangka aktivitas yang semula hanya iseng-iseng itu kini menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Saat itu bersama seorang rekannya Agus mencoba peruntungannya bermodalkan uang Rp 500 ribu ia membeli peralatan pahat dan mesin gerinda. Batu-batu itu kemudian ia korek sedemikian rupa menyesuaikan bentuk dan karakter batu.
Selepas itu, ia mencoba memposting batu hasil karyanya itu di media sosial. Respons positif mengalir, pemesan pertamanya warga Kabupaten Cianjur.
Agus melakukan aktivitas itu sambil menunggu lahan sawah dan kebun miliknya. Mengisi kekosongan bersama rekannya ia menggarap peluang bisnisnya sendiri dengan membuat cobek berkarakter.
Meskipun menghasilkan, Agus mengaku terkendala soal biaya pengiriman yang menurutnya terlalu mahal.
Untuk harga, cobek buatan Agus dibandrol Rp 50 ribu untuk ukuran 20-25 sentimeter. Harga akan lebih mahal tergantung jenis batu dan ukuran, menurutnya jenis batu menentukan lama proses pembuatan. Cobek bernilai seni buatan Agus bisa dilihat di halaman Facebook Cibareno Stone Art.
Dua bulan menganggur karena pekerjaannya terdampak Virus Corona, Agus (41) warga Kampung Cisalak RT 03 RW 08, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi ini banting setir menyulap batu biasa menjadi ulekan atau cobek bernilai seni.
Tidak sembarangan, cobek buatan pria yang akrab disapa Abah Huis itu sudah banyak dipesan tidak hanya untuk pasar domestik tapi juga hingga ke luar negeri. Siapa sangka aktivitas yang semula hanya iseng-iseng itu kini menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Saat itu bersama seorang rekannya Agus mencoba peruntungannya bermodalkan uang Rp 500 ribu ia membeli peralatan pahat dan mesin gerinda. Batu-batu itu kemudian ia korek sedemikian rupa menyesuaikan bentuk dan karakter batu.
Selepas itu, ia mencoba memposting batu hasil karyanya itu di media sosial. Respons positif mengalir, pemesan pertamanya warga Kabupaten Cianjur.
Agus melakukan aktivitas itu sambil menunggu lahan sawah dan kebun miliknya. Mengisi kekosongan bersama rekannya ia menggarap peluang bisnisnya sendiri dengan membuat cobek berkarakter.
Meskipun menghasilkan, Agus mengaku terkendala soal biaya pengiriman yang menurutnya terlalu mahal.
Untuk harga, cobek buatan Agus dibandrol Rp 50 ribu untuk ukuran 20-25 sentimeter. Harga akan lebih mahal tergantung jenis batu dan ukuran, menurutnya jenis batu menentukan lama proses pembuatan. Cobek bernilai seni buatan Agus bisa dilihat di halaman Facebook Cibareno Stone Art.