Gara-gara Corona, Petani Magelang Sulit Ekspor Salak

Semenjak pandemi COVID-19, petani salak di lereng Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kesulitan mengekspor buah salak. Sejauh ini para petani salak itu baru empat kali melakukan pengiriman.

Salak-salak dari kawasan Kabupaten Magelang itu biasanya diekspor ke sejumlah wilayah di Indonesia hingga mancanegara, mulai dari Kalimantan, Singapura hingga China.

Dalam satu kali kirim, sebanyak 1,5 ton buah salah dikemas dalam peti kayu untuk dibawa menuju Surabaya.

Terkait harga beli, salak-salak tersebut dibeli dari para petani dengan harga sekitar Rp 2.200 hingga Rp 2.500.

Namun, selama masa pandemi COVID-19 ini, para petani salak tersebut mengatakan mereka mengalami kesulitan.

Pasalnya, terbatasnya akses keluar masuk antar negara jadi salah satu kendala ekspor buah salak tersebut.

Semenjak pandemi COVID-19, petani salak di lereng Merapi, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kesulitan mengekspor buah salak. Sejauh ini para petani salak itu baru empat kali melakukan pengiriman.
Salak-salak dari kawasan Kabupaten Magelang itu biasanya diekspor ke sejumlah wilayah di Indonesia hingga mancanegara, mulai dari Kalimantan, Singapura hingga China.
Dalam satu kali kirim, sebanyak 1,5 ton buah salah dikemas dalam peti kayu untuk dibawa menuju Surabaya.
Terkait harga beli, salak-salak tersebut dibeli dari para petani dengan harga sekitar Rp 2.200 hingga Rp 2.500.
Namun, selama masa pandemi COVID-19 ini, para petani salak tersebut mengatakan mereka mengalami kesulitan.
Pasalnya, terbatasnya akses keluar masuk antar negara jadi salah satu kendala ekspor buah salak tersebut.