8 Bulan COVID-19, Ratusan Restoran di Mal Jakarta Tumbang

Begini penampakan restoran tutup di pusat perbelanjaan Jakarta, Jumat (27/11/2020).
Penerapan PSBB di wilayah DKI Jakarta selama 8 bulan lebih dengan berbagai tahapan. Meskipun dalam 3 tahapan PSBB transisi restoran sudah diijinkan menerima tamu makan di tempat, tetapi tak bisa mendongkrak penjualan.
Kenyataan pahit bisnis restoran di Jakarta akibat pandemi COVID-19 ini diungkap gamblang oleh Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Data yang didapatkan ternyata jumlah restoran yang tutup permanen lebih banyak dari pada yang tutup sementara.
Restoran yang disurvei 4.469 resto dari total 9.054 restoran yang tutup permanen 1033, jadi hampir 10%. Tutup sementara 429 artinya yang masih bisa buka lagi dan ini DKI Jakarta saja. Data ini per September 2020. Sekarang lebih banyak lagi kali, kata Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran, Emil Arifin seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Rabu (18/11).
Jumlah tersebut meliputi restoran-restoran yang ada di mal. Jumlahnya diperkirakan sekitar 4.000 lebih. Sebagian besar juga sudah menutup gerainya secara permanen atau berhenti beroperasi.
Dari jaringan restoran yang memiliki 20 restoran, hanya buka 8 hingga 9 outlet saja. Masalah utama penutupan restoran sementara atau permanen karena masalah modal kerja.
Dengan kondisi sulit saat ini pengelola mal atau pusat perbelanjaan sudah memberikan diskon pada tenant-tenant, termasuk restoran. Tetapi nyatanya kelonggaran tersebut tak bisa berlangsung lama. Pengelola mal belum mendapat bantuan signifikan dari pemerintah berupa relaksasi pajak.
Di wilayah DKI Jakarta saat ini masih diterapkan PSBB transisi. Pengunjung bisa bersantap di restoran dengan kapasitas 50% dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Namun, pelonggaran aturan ini tidak berdampak pada pendapatan banyak restoran.
Begini penampakan restoran tutup di pusat perbelanjaan Jakarta, Jumat (27/11/2020).
Penerapan PSBB di wilayah DKI Jakarta selama 8 bulan lebih dengan berbagai tahapan. Meskipun dalam 3 tahapan PSBB transisi restoran sudah diijinkan menerima tamu makan di tempat, tetapi tak bisa mendongkrak penjualan.
Kenyataan pahit bisnis restoran di Jakarta akibat pandemi COVID-19 ini diungkap gamblang oleh Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Data yang didapatkan ternyata jumlah restoran yang tutup permanen lebih banyak dari pada yang tutup sementara.
Restoran yang disurvei 4.469 resto dari total 9.054 restoran yang tutup permanen 1033, jadi hampir 10%. Tutup sementara 429 artinya yang masih bisa buka lagi dan ini DKI Jakarta saja. Data ini per September 2020. Sekarang lebih banyak lagi kali, kata Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran, Emil Arifin seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Rabu (18/11).
Jumlah tersebut meliputi restoran-restoran yang ada di mal. Jumlahnya diperkirakan sekitar 4.000 lebih. Sebagian besar juga sudah menutup gerainya secara permanen atau berhenti beroperasi.
Dari jaringan restoran yang memiliki 20 restoran, hanya buka 8 hingga 9 outlet saja. Masalah utama penutupan restoran sementara atau permanen karena masalah modal kerja.
Dengan kondisi sulit saat ini pengelola mal atau pusat perbelanjaan sudah memberikan diskon pada tenant-tenant, termasuk restoran. Tetapi nyatanya kelonggaran tersebut tak bisa berlangsung lama. Pengelola mal belum mendapat bantuan signifikan dari pemerintah berupa relaksasi pajak.
Di wilayah DKI Jakarta saat ini masih diterapkan PSBB transisi. Pengunjung bisa bersantap di restoran dengan kapasitas 50% dan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Namun, pelonggaran aturan ini tidak berdampak pada pendapatan banyak restoran.