Perajin Payung Pemakaman Gigit Jari Gegara Pandemi
Para perajin payung perlengkapan pemakaman di Klaten mengeluh sepi gegara pandemi COVID-19 yang berkepanjangan. Terus bertambahnya kematian akibat COVID tidak otomatis menaikkan omzet perajin.
Seorang perajin payung makam Nur (57) warga Dusun Gumantar, Desa Kwarasan, Kecamatan Juwiring, Klaten pada detikcom, Senin (7/12/2020) mengatakan, omzet mulai sepi sejak bulan Maret 2020.
Masyarakat, ujar Nur, mengira dengan banyaknya kasus COVID dan yang meninggal membuat penjualan payung makam ramai. Padahal kenyataannya tidak karena banyak toko masih tutup dan pemakaman tidak pakai payung.
Padahal, sambung Nur, di desanya ada seratusan perajin payung untuk upacara pemakaman. Setelah ada COVID perajin tetap membuat tetapi tidak langsung terima uang.
Marsono, perajin payung lain mengatakan setelah ada COVID penjualan anjlok sekitar 50 persen. Jika dulu sampai 100 payung seminggu terjual, kini cuma 40 buah.