Mengenal Kain Songket Legendaris di Tanah Melayu Dumai

Perajin melakukan proses tenun kain songket di Kerajinan Tenun Wan Syamsinar kawasan Dumai, Riau, Minggu (22/11).
Indonesia memang terkenal dengan berbagai kerajinan tangannya yang mampu menarik minat warga dunia. Salah satu kerajinan yang kerap dicari-cari oleh warga asing ketika berkunjung adalah kain khas.
Begitu juga dengan warga asing yang datang ke Dumai, Riau. Pasti yang pertama kali mereka cari adalah kain tenun melayu khas Riau yang kerap mereka jadikan oleh-oleh untuk kembali ke daerah asalnya. detikcom pun berkesempatan mengunjungi salah satu tempat menenun kain songket melayu di Dumai.
Wan Syamsinar, menjadi satu dari dua penenun yang ada di kota yang terkenal dengan sebutan kota pelabuhan. Ia mengatakan, banyak sekali orang-orang Malaysia dan juga Amerika yang datang ke tempatnya untuk membawa pulang kain-kain songket yang ia produksi dengan mesin manual yang masih terbuat dari kayu. Tamu-tamu dari Malaysia, dari Amerika, dari tamu hotel kebanyakan beli untuk dijadikan oleh-oleh dibawa ke daerah asal masing-masingnya.
Ia pun bercerita untuk satu 1 kain modal produksinya sebetulnya beragam mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 400.000 dan dijual dengan harga Rp 600.000-700.000 untuk 1 kain songket. Namun, harga tersebut juga bisa lebih mahal bila seseorang ingin membeli kain yang berpasangan (laki-laki dan perempuan).
Ia pun mengungkapkan dari usaha yang ia geluti, dirinya bisa mendapati omset bersih per bulannya rata-rata Rp 6.000.000 dan omzet kotor bisa mencapai Rp 20.000.000. Sayangnya, di masa COVID-19 ini pendapatannya semakin mengurang, namun untuk gaji karyawan masih tetap bisa tertutup.
Di sisi lain, Syamsinar mengatakan usahanya bisa besar seperti sekarang karena adanya bantuan dari Bank BRI. Ia bercerita awal meminjam ke BRI tidak ada kesulitan. Apalagi berkat adanya pinjaman dari BRI ia bisa memperluas tempat kerjanya dan kini memiliki 11 alat tenun.
Sementara itu, anak bungsu Syamsinar yang juga pengrajin songket Melayu Fina (31) menjelaskan setidaknya ada 20 motif untuk songket khas Melayu. Tetapi kini desain-desain tersebut sudah tersentuh modernisasi. Untuk motif khasnya, Ia mengemukakan ada 2 motif khas dari Dumai yaitu pucuk rebung dan bunga bakau. Ini karena di Dumai banyak terdapat rebung dan bunga bakau.
Sering dipakai di pesta pernikahan sudah pasti pakai songket, biasanya di acara lembaga adat melayu juga memakai kain ini, kemudian karena Dumai lebih ke Melayu jadi pemerintahnya di hari Jumat laki-lakinya memakai songket.
Ikuti terus jelajah Tapal Batas detikcom bersama BRI di tapalbatas.detik.com.