Menanti Ekonomi RI Kembali Pulih di Tengah Hadirnya Vaksin COVID-19

Sejumlah warga tengah berbelanja bahan pokok makanan dan minuman di salah satu swalayan yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (14/12/2020).
Kehadiran vaksin COVID-19 asal China yang sudah tiba di Indonesia memberi harapan baru tak hanya bagi sektor kesehatan tetapi juga pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengungkapkan pemulihan ekonomi kemungkinan bisa terjadi pada semester II 2021. Hal ini juga masih mempertimbangkan beberapa hal seperti ketersediaan vaksin hingga jumlah kasus Corona.
Tauhid Ahmad mengatakan pemulihan ekonomi bisa berjalan jika konsumsi masyarakat mulai membaik, dari sisi usaha mulai bergerak dan kredit di perbankan juga mulai berjalan.

Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro juga turut buka suara terkait kondisi perekonomian RI setelah hadirnya vaksin COVID-19. Ia menjelaskan sisi permintaan diperkirakan belum akan pulih tahun depan.
Penyebabnya karena vaksin kemungkinan belum bisa terdistribusi secara penuh. Kondisi itu akan ikut menghambat pertumbuhan industri keuangan. Dia memperkirakan ekonomi masih akan bergerak sekitar 60-70% dari total kapasitasnya. Menurutnya ekonomi akan pulih seperti kondisi sebelum pandemi yaitu pada 2022, tetapi kecepatannya akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan regulator dan masyarakat dalam memaksimalkan momentum pertumbuhan.
 Namun di sisi lain, dia mengatakan ada beberapa sektor yang sebenarnya pemulihannya relatif cepat, misalnya sektor informasi komunikasi dan teknologi. Mereka justru diuntungkan di masa pandemi. Kata dia juga, sektor makanan dan minuman sempat terkena dampak negatif, tetapi sekarang sudah relatif membaik. Lalu sektor transportasi darat relatif membaik karena tidak ada lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemudian, sektor kesehatan di bidang farmasi juga sudah membaik.
Sejumlah warga tengah berbelanja bahan pokok makanan dan minuman di salah satu swalayan yang berada di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (14/12/2020).
Kehadiran vaksin COVID-19 asal China yang sudah tiba di Indonesia memberi harapan baru tak hanya bagi sektor kesehatan tetapi juga pemulihan ekonomi nasional.
Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad mengungkapkan pemulihan ekonomi kemungkinan bisa terjadi pada semester II 2021. Hal ini juga masih mempertimbangkan beberapa hal seperti ketersediaan vaksin hingga jumlah kasus Corona.
Tauhid Ahmad mengatakan pemulihan ekonomi bisa berjalan jika konsumsi masyarakat mulai membaik, dari sisi usaha mulai bergerak dan kredit di perbankan juga mulai berjalan.
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro juga turut buka suara terkait kondisi perekonomian RI setelah hadirnya vaksin COVID-19. Ia menjelaskan sisi permintaan diperkirakan belum akan pulih tahun depan.
Penyebabnya karena vaksin kemungkinan belum bisa terdistribusi secara penuh. Kondisi itu akan ikut menghambat pertumbuhan industri keuangan. Dia memperkirakan ekonomi masih akan bergerak sekitar 60-70% dari total kapasitasnya. Menurutnya ekonomi akan pulih seperti kondisi sebelum pandemi yaitu pada 2022, tetapi kecepatannya akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan regulator dan masyarakat dalam memaksimalkan momentum pertumbuhan.
 Namun di sisi lain, dia mengatakan ada beberapa sektor yang sebenarnya pemulihannya relatif cepat, misalnya sektor informasi komunikasi dan teknologi. Mereka justru diuntungkan di masa pandemi. Kata dia juga, sektor makanan dan minuman sempat terkena dampak negatif, tetapi sekarang sudah relatif membaik. Lalu sektor transportasi darat relatif membaik karena tidak ada lagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemudian, sektor kesehatan di bidang farmasi juga sudah membaik.