Nasib Petani Daerah Perbatasan di Tengah Pandemi

Salah satunya petani di wilayah perbatasan Aruk, Sambas, Kalimantan Barat, terganggu selama COVID-19.  

Sebelum adanya virus Corona, para petani di perbatasan Aruk dapat menjual dengan leluasa hasil pertanian mereka seperti lada, kelapa sawit dan getah karet ke negara tetangga Malaysia melalui border PLBN Area Aruk.  

Namun kini mereka tidak dapat menjualnya lagi akibat ditutupnya PLBN Aruk selama masa pandemi COVID-19.  

Kondisi tersebut dirasakan oleh Pak Mus, salah satu petani di wilayah perbatasan Aruk, Sambas, Kalbar.  

Di masa Pandemi COVID-19, menjadi kesulitan bagi Pak Mus untuk bisa menjual hasil kebunnya karena ditutupnya PLBN Aruk akibat Corona.  

Ekonomi menjadi salah satu sektor yang terdampak paling besar akibat adanya pandemi COVID-19 di Indonesia.  

Salah satu sektor yang menjadi fokus pembangunan di wilayah perbatasan adalah sektor pertanian. Karena sektor ini dinilai dapat menghasilkan nilai tambah tinggi.  

Sebagai upaya membangun pertanian di wilayah perbatasan, pemerintah melaksanakan berbagai strategi dengan membangun sistem pertanian modern terpadu dan berkelanjutan melalui pendekatan kawasan.  

Untuk itu, langkah-langkah terobosan dilakukan pemerintah agar sektor pertanian bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan.   

Seperti dilakukan penyuluhan pertanian yang memiliki peran strategis sebagai 'agent of change' untuk mempercepat pembangunan pertanian di perbatasan.  

Salah satunya petani di wilayah perbatasan Aruk, Sambas, Kalimantan Barat, terganggu selama COVID-19.  
Sebelum adanya virus Corona, para petani di perbatasan Aruk dapat menjual dengan leluasa hasil pertanian mereka seperti lada, kelapa sawit dan getah karet ke negara tetangga Malaysia melalui border PLBN Area Aruk.  
Namun kini mereka tidak dapat menjualnya lagi akibat ditutupnya PLBN Aruk selama masa pandemi COVID-19.  
Kondisi tersebut dirasakan oleh Pak Mus, salah satu petani di wilayah perbatasan Aruk, Sambas, Kalbar.  
Di masa Pandemi COVID-19, menjadi kesulitan bagi Pak Mus untuk bisa menjual hasil kebunnya karena ditutupnya PLBN Aruk akibat Corona.  
Ekonomi menjadi salah satu sektor yang terdampak paling besar akibat adanya pandemi COVID-19 di Indonesia.  
Salah satu sektor yang menjadi fokus pembangunan di wilayah perbatasan adalah sektor pertanian. Karena sektor ini dinilai dapat menghasilkan nilai tambah tinggi.  
Sebagai upaya membangun pertanian di wilayah perbatasan, pemerintah melaksanakan berbagai strategi dengan membangun sistem pertanian modern terpadu dan berkelanjutan melalui pendekatan kawasan.  
Untuk itu, langkah-langkah terobosan dilakukan pemerintah agar sektor pertanian bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah perbatasan.   
Seperti dilakukan penyuluhan pertanian yang memiliki peran strategis sebagai agent of change untuk mempercepat pembangunan pertanian di perbatasan.