Menggiurkan! Pengusaha Arwana Ini Raup Cuan Ratusan Juta Pertahun
Adalah Wahidun Muslimin yang mengawali usaha penangkaran Arwana itu dari mulai coba-coba. Ia mulai membeli bibit Ikan Arwana seukuran ibu jari.
Sejak saat itulah ia mulai merintis bisnis Ikan Arwana dengan membuatkan aquarium sambil terus diberi makan Kodok, Jangkrik ataupun Lipan. Bibit yang berhasil ditangkar itu biasanya dia jual kembali dengan harga RP 2 juta hingga Rp 5 Juta rupiah untuk yang ukuran dibawah 1 tahun.
Tapi kini, Ikan Arwana hasil budidayanya itu rata-rata dia jual Rp 3,2 juta per ekor. Sekarang harga semakin menurun lantaran sudah banyak orang yang menangkar. Sementara untuk harga anakan rata-rata tetap ia jual Rp 2 juta.
Wahid biasa ia disapa, mengaku bisa meraup omzet Rp 100 juta hingga Rp 150 juta pertahun. Biasanya dalam setahun ia bisa 3 kali panen.
Untuk melebarkan usahanya agar semakin besar, Ia pun memilih untuk meminjam modal ke Bank BRI mengambil KUR Kecil sebagai kredit modal kerja dan atau investasi untuk melebarkan usaha produktif dan layak dengan plafon hingga Rp 500 juta.
Sebagai informasi, ikan arwana super red asal Kalimantan Barat ini biasanya diminati banyak negara seperti Tiongkok, Hong Kong, Jepang, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Di antara negara-negara tersebut, Tiongkok merupakan pasar yang terbesar.
Volume ekspor ikan arwana asal Kalimantan Barat (Kalbar) di tahun 2019 terbilang turun drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Penurunan drastis volume ekspor menjadi 2.360 ekor atau senilai Rp2,575 miliar.
Padahal, Kalbar sendiri terkenal sebagai daerah pengekspor ikan arwana yang didominasi jenis super red di dunia. Penurunan volume ekspor ini ditenggarai terjadi akibat penurunan kualitas air di perairan sebagaimana banyak dikeluhkan penangkar arwana.
Dari data Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Pontianak diketahui, di 2015, ekspor ikan arwana super red ke berbagai negara mencapai 2.476 ekor atau senilai Rp 6,19 miliar. Di 2016, volume ekspor ikan arwana super red mengalami penurunan hampir setengahnya yaitu menjadi 1.332 ekor atau senilai Rp3,33 miliar. Namun di tahun 2017 kembali mengalami kenaikan signifikan menjadi 3.880 ekor senilai Rp 9,7 miliar dengan 42 kali frekuensi pengiriman. Dan di 2018, volume ekspor ikan ini kembali meningkat menjadi 4.058 ekor dengan nilai Rp 10,145 miliar.
Selain ekspor keluar negeri, Pasar domestik untuk ikan arwana juga tetap masih terbuka seperti tujuan beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Yogyakarta. Frekuensi pengirimannya juga terbilang masih rutin meskipun tengah pandemi.