Mencicipi Harumnya Kratom yang Jadi Unggulan Kapuas Hulu

Tanaman Kratom merupakan tanaman endemik yang tumbuh di hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Bagi masyarakat setempat, Kratom memiliki nilai yang sangat ekonomis dan sangat menopang perekonomian warga sekitar.
Tak kurang dari 90 pesen warga Kapuas Hulu ini bergantung dari tanaman Kratom. Oleh karena itu, tanaman Kratom ini perlu dijaga dan dipelihara oleh masyarakat sekitar.
Pak Ady biasa ia disapa, melihat dengan jeli akan peluang bisnis Kratom tersebut. Selain dipekarangan rumahnya, ia pun lebih memilih untuk serius bertani Kratom. Bermodalkan niat dan kegigihan, Ady pun memberanikan diri untuk melebarkan bisnis pertanian Kratomnya sejak 2 tahun lalu. Ia pun meminjam modal usaha lewat KUR Kecil Bank BRI sebesar Rp 500 juta.
Dari modal itu ia mulai membeli lahan seluas kurang lebih 4 hektar, untuk membeli bibit purik atau Kratom sebanyak 4000 batang lengkap dengan pupuk dan pestisidanya.
Tak lupa, Ia pun turut mempekerjakan para tetangga dan family yang memang tak bekerja untuk membantunya bertani. Tak tanggung-tanggung, pada saat masa panen, ia harus mempekerjakan 23 orang sekaligus.
Tak terasa, usaha bertani Kratom yang digelutinya itu kini sudah memasuki 2 tahun berjalan. Ia pun mulai menuai untung, dalam sekali panen ia bisa meraup Rp 20 juta - Rp 38 juta.
Daun Kratom yang dipetik itu, lantas dikeringkan selama beberapa hari hingga akhirnya siap digiling menjadi halus. Biasanya dalam perbulan ia bisa mengumpulkan sebanyak 1,6 ton bubuk Kratom yang siap dipasarkan ke koperasi atau pun pengepul.
Kratom dengan kualitas unggulan seperti yang dimiliki oleh pak Ady ini bisa dibanderol hingga mencapai Rp 27 ribu per/Kg oleh Koperasi. Asalkan kualitasnya tetap terjaga dengan baik.
Kratom atau daun purik (Mitragyna speciosa) merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Tanaman ini telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat setempat.
Tanaman kratom (mitragyna speciosa) juga memiliki tiga jenis varian yaitu tulang merah (Red Vein), tulang hijau (Green Vein) dan tulang putih (White Vein) yang kini menjadi komoditas pertanian unggulan di Kapuas Hulu. Di Indonesia sendiri, daun kratom sering diolah menjadi jamu atau teh herbal. Selain itu, kratom juga tersedia dalam bentuk serbuk atau bubuk dan kapsul.

Tanaman Kratom merupakan tanaman endemik yang tumbuh di hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Bagi masyarakat setempat, Kratom memiliki nilai yang sangat ekonomis dan sangat menopang perekonomian warga sekitar.
Tak kurang dari 90 pesen warga Kapuas Hulu ini bergantung dari tanaman Kratom. Oleh karena itu, tanaman Kratom ini perlu dijaga dan dipelihara oleh masyarakat sekitar.
Pak Ady biasa ia disapa, melihat dengan jeli akan peluang bisnis Kratom tersebut. Selain dipekarangan rumahnya, ia pun lebih memilih untuk serius bertani Kratom. Bermodalkan niat dan kegigihan, Ady pun memberanikan diri untuk melebarkan bisnis pertanian Kratomnya sejak 2 tahun lalu. Ia pun meminjam modal usaha lewat KUR Kecil Bank BRI sebesar Rp 500 juta.
Dari modal itu ia mulai membeli lahan seluas kurang lebih 4 hektar, untuk membeli bibit purik atau Kratom sebanyak 4000 batang lengkap dengan pupuk dan pestisidanya.
Tak lupa, Ia pun turut mempekerjakan para tetangga dan family yang memang tak bekerja untuk membantunya bertani. Tak tanggung-tanggung, pada saat masa panen, ia harus mempekerjakan 23 orang sekaligus.
Tak terasa, usaha bertani Kratom yang digelutinya itu kini sudah memasuki 2 tahun berjalan. Ia pun mulai menuai untung, dalam sekali panen ia bisa meraup Rp 20 juta - Rp 38 juta.
Daun Kratom yang dipetik itu, lantas dikeringkan selama beberapa hari hingga akhirnya siap digiling menjadi halus. Biasanya dalam perbulan ia bisa mengumpulkan sebanyak 1,6 ton bubuk Kratom yang siap dipasarkan ke koperasi atau pun pengepul.
Kratom dengan kualitas unggulan seperti yang dimiliki oleh pak Ady ini bisa dibanderol hingga mencapai Rp 27 ribu per/Kg oleh Koperasi. Asalkan kualitasnya tetap terjaga dengan baik.
Kratom atau daun purik (Mitragyna speciosa) merupakan tanaman tropis yang banyak tumbuh di wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia. Tanaman ini telah lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat setempat.
Tanaman kratom (mitragyna speciosa) juga memiliki tiga jenis varian yaitu tulang merah (Red Vein), tulang hijau (Green Vein) dan tulang putih (White Vein) yang kini menjadi komoditas pertanian unggulan di Kapuas Hulu. Di Indonesia sendiri, daun kratom sering diolah menjadi jamu atau teh herbal. Selain itu, kratom juga tersedia dalam bentuk serbuk atau bubuk dan kapsul.