Masih Dibayangi Pandemi, Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh 4,4% di 2021

Bank Dunia alias World Bank (WB) memprediksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,4% di tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di zona positif menyusul proyeksi pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik di level 7,4% sepanjang 2021.

Mengutip laporan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi tersebut didasarkan pada peluncuran vaksin yang efektif pada kuartal pertama 2021 di negara-negara besar, negara berkembang, dan negara kecil. Namun, meski ekonomi Indonesia berada pada zona positif di tahun 2021, Bank Dunia tetap memproyeksikan pertumbuhan ekonomi minus 2,2% di tahun 2020.

Bank Dunia memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kawasan Asia Timur dan Pasifik masih memiliki risiko yang berasal dari pandemi COVID-19. Sebab, pandemi masih belum bisa dipastikan kapan selesainya. Lalu, dampak jangka panjang dari resesi ekonomi di tahun sebelumnya pun harus terus diantisipasi, ditambah lagi risiko yang berasal dari proses vaksinasi COVID-19.

Seperti diketahui, wilayah Jawa dan Bali kini tengah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) guna menekan angka kasus COVID-19 sejak tanggal 11 Januari hingga 25 Januari 2021 mendatang. Penerapan PPKM ini pun menuai banyak reaksi dari masyarakat. Tak sedikit masyarakat yang menilai penerapan PPKM itu dapat berdampak pada perekonomian RI.

Terkait dengan hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perekonomian Indonesia akan lebih buruk jika kebijakan pembatasan baru atau PSBB di wilayah Jawa dan Bali tidak dilakukan. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyadari, kebijakan pembatasan baru ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi di tahun 2021. "COVID ini memang harus dikelola secara luar biasa makanya istilah gas dan rem sangat penting. Kalau lihat eskalasi kasus yang mengharuskan kita semua harus kembali menerapkan disiplin (pembatasan baru) untuk turunkan kasus maka akan ada dampak terhadap perekonomian," ujarnya.

Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meminta agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun. Dengan begitu pemberlakuan pembatasan baru akan berjalan efektif.

Bank Dunia alias World Bank (WB) memprediksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,4% di tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di zona positif menyusul proyeksi pertumbuhan di kawasan Asia Timur dan Pasifik di level 7,4% sepanjang 2021.
Mengutip laporan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi tersebut didasarkan pada peluncuran vaksin yang efektif pada kuartal pertama 2021 di negara-negara besar, negara berkembang, dan negara kecil. Namun, meski ekonomi Indonesia berada pada zona positif di tahun 2021, Bank Dunia tetap memproyeksikan pertumbuhan ekonomi minus 2,2% di tahun 2020.
Bank Dunia memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dan kawasan Asia Timur dan Pasifik masih memiliki risiko yang berasal dari pandemi COVID-19. Sebab, pandemi masih belum bisa dipastikan kapan selesainya. Lalu, dampak jangka panjang dari resesi ekonomi di tahun sebelumnya pun harus terus diantisipasi, ditambah lagi risiko yang berasal dari proses vaksinasi COVID-19.
Seperti diketahui, wilayah Jawa dan Bali kini tengah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) guna menekan angka kasus COVID-19 sejak tanggal 11 Januari hingga 25 Januari 2021 mendatang. Penerapan PPKM ini pun menuai banyak reaksi dari masyarakat. Tak sedikit masyarakat yang menilai penerapan PPKM itu dapat berdampak pada perekonomian RI.
Terkait dengan hal tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perekonomian Indonesia akan lebih buruk jika kebijakan pembatasan baru atau PSBB di wilayah Jawa dan Bali tidak dilakukan. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyadari, kebijakan pembatasan baru ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi di tahun 2021. COVID ini memang harus dikelola secara luar biasa makanya istilah gas dan rem sangat penting. Kalau lihat eskalasi kasus yang mengharuskan kita semua harus kembali menerapkan disiplin (pembatasan baru) untuk turunkan kasus maka akan ada dampak terhadap perekonomian, ujarnya.
Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meminta agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin seperti memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan pakai sabun. Dengan begitu pemberlakuan pembatasan baru akan berjalan efektif.