Industri Pembuatan Wajan Tradisional Masih Eksis di Masa Pandemi

Seorang pekerja sedang membuat wajan berbahan alumunium di industri rumahan pembuat wajan bu Wagiyo, Mutihan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/1/2021).

Wajan alumunium itu di produksi secara tradisional oleh pengrajinnya. Seperti ini nih caranya.

Industri pembuatan wajan alumunium secara tradisional itu masih eksis di masa kini saat berbagai mesin dengan teknologi canggih kerap digunakan untuk memproduksi berbagai peralatan.

Industri pembuatan wajan alumunium tradisional yang berada di Bantul ini pun diketahui sudah berdiri sejak 37 tahun yang lalu.

Sejumlah pekerja tampak sibuk memproduksi wajan alumunium yang proses pembuatannya dilakukan secara tradisional.

Karena dilakukan secara tradisional, proses pembuatan wajan alumunium ini mengandalkan kekuatan tangan dan kaki para pekerjanya.

Hal itu terlihat saat proses pengepresan yang dilakukan dengan mengunakan kaki pada cetakan wajan yang dibawahnya berbahan dasar pasir.

Pengepresan cetakan wajan pun juga dilakukan dengan tangan sesudah penuangan cairan alumunium. Proses pengepresan dilakukan untuk menjaga presisi cekungan wajan.

Wajan yang diproduksi di sini diketahui dipasarkan dengan dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 2 juta.

Industri pembuatan wajan alumunium secara tradisional ini pun masih terus bertahan hingga kini.

Seorang pekerja sedang membuat wajan berbahan alumunium di industri rumahan pembuat wajan bu Wagiyo, Mutihan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, Selasa (19/1/2021).
Wajan alumunium itu di produksi secara tradisional oleh pengrajinnya. Seperti ini nih caranya.
Industri pembuatan wajan alumunium secara tradisional itu masih eksis di masa kini saat berbagai mesin dengan teknologi canggih kerap digunakan untuk memproduksi berbagai peralatan.
Industri pembuatan wajan alumunium tradisional yang berada di Bantul ini pun diketahui sudah berdiri sejak 37 tahun yang lalu.
Sejumlah pekerja tampak sibuk memproduksi wajan alumunium yang proses pembuatannya dilakukan secara tradisional.
Karena dilakukan secara tradisional, proses pembuatan wajan alumunium ini mengandalkan kekuatan tangan dan kaki para pekerjanya.
Hal itu terlihat saat proses pengepresan yang dilakukan dengan mengunakan kaki pada cetakan wajan yang dibawahnya berbahan dasar pasir.
Pengepresan cetakan wajan pun juga dilakukan dengan tangan sesudah penuangan cairan alumunium. Proses pengepresan dilakukan untuk menjaga presisi cekungan wajan.
Wajan yang diproduksi di sini diketahui dipasarkan dengan dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 25 ribu hingga Rp 2 juta.
Industri pembuatan wajan alumunium secara tradisional ini pun masih terus bertahan hingga kini.