Cuan! Bos Toko Gitar Disabilitas Ini Beromzet Rp 300 Jutaan
Berawal dari menjadi pengamen tanpa 4 jari jemari kini Tonny telah bertransformasi menjadi bos gitar. Dia mengaku selama ini omzetnya bisa mencapai Rp 300 juta per bulan dari usaha toko gitarnya ini, meski saat ini sedang anjlok karena pandemi.
Ia merintis bisnis gitar ini sejak dirinya menjadi seorang pengamen jalanan. Setiap orang yang mau berjuang, tidak akan sulit untuk mendapatkan kesuksesannya. Apapun kondisi dan kekurangan yang dialami pun tidak menjadi halangan. Seperti Kondisi fisik Tonny juga tak sempurna, dia tak lagi memiliki 4 jari jemari pada tangan kirinya. Usaha pria 35 tahun asal Bogor itu kini berbuah manis karena sudah bisa beromzet Rp 300 juta.
Singkat cerita, saat kondisi terdesak ia pun memilih untuk menjadi penjual gitar terlebih dirinya pun paham akan seluk beluk gitar dari A-Z. Dengan sisa uang saku Rp 700 ribu yang dimilikinya tanpa pikir panjang dia langsung menuju agen penjual alat musikdan membeli 3 buah gitar yang pertama dijualnya.
Gitar-gitar itu langsung Tonny pasarkan di platform toko online. Reseller lah. Laris manis, gitar-gitar yang dia jual pun langsung terjual. Sejak saat itu dia pun langsung yakin usaha ini adalah jalannya untuk bisa bertahan dan maju ke depan. Bahkan, pernah suatu hari dirinya memiliki 36 gitar yang dijualnya omzet lebih dari Rp 6 juta. Dalam dua minggu usai jual online itu, berdirilah toko benerannya Rock Musik di Kedoya.
Sejak kecelakaan kerja yang menghilangkan 4 jari di tangan kirinya, Tonny pun memilih menjadi pengamen untuk menyambung hidup. Bahkan beragam pekerjaan seperti penjual sparepart pun ia lakoni. Tonny mengatakan kini pihaknya sudah membuat dan menjual 23 tipe gitar. Mulai dari ukulele, guitarlele, guitardame, gitar jumbo, bass akustik, dan lain sebagainya. Dia pun mengatakan dirinya juga mengajak beberapa musisi bekerja sama membuat gitar-gitar signature alias edisi khusus.
Perjuangan baru pun ditempuh Tonny dalam membesarkan usahanya hingga menjadi sekarang. Sejak 2015 dia bercerita dirinya secara bertahap naik level, mulai dari jadi reseller, naik menjadi agen, kemudian distributor, dan kini dia berani memproduksi produk gitarnya sendiri. Dia bercerita dirinya bekerja sama dengan beberapa industri rumahan di daerah dalam membuat gitar. Tonny yang mendesain gitar, bentuk hingga materialnya, industri rumahan yang menggarapnya.