Para perajin menyelesaikan proses pembuatan tembikar (gerabah) di Desa Plumpungrejo, Kecamatan Kademangan, Blitar, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Gerabah sudah menjadi kerajinan turun temurun yang jadi warisan khas Blitar yang menjadi sumber pendapatan perajin.
Setidaknya ada sekitar 200 keluarga di Desa Plumpungrejo yang meneruskan tradisi menjadi perajin gerabah.
Pada awalnya, gerabah yang dibuat hanya berupa alat-alat rumah tangga saja. Namun saat ini sudah merambah menjadi barang-barang rumah tangga dan dekorasi seperti vas bunga, pot bunga hingga asbak.
Perbedaan gerabah yang dibuat pada zaman dahulu dan juga sekarang adalah bahan bakunya. Pada zaman dahulu bahan baku pembuatan gerabah hanya berupa tanah liat, namun sekarang gerabah dibuat dengan campuran tanah kaolin.
Untuk proses pembuatan, gerabah yang dibuat pada masa kali ini juga jauh lebih modern. Kalau dahulu gerabah dibuat dengan manual yaitu dengan diputar, kali ini gerabah dapat dibuat dengan menggunakan cetak dan press.
Di sebuah galeri perajin milik Muhammad Burhanudin , penjualan mencapai Rp 50-70 juta perbulan.