Masuk PSN, Pabrik Smelter di Kolaka Ditarget Rampung 2024

Proyek Pembangunan Pabrik RKEF dan HPAL yang ditargetkan mulai beroperasi dan rampung pada 2024. Perusahaan terus menggenjot pembangunan infrastruktur strategis di lokasi smelter. Foto: dok. CNI
Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pabrik, PT CNI  telah menggandeng sejumlah BUMN Indonesia, yakni PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT PP, sedangkan PT. PLN untuk penyediaan sumber energi listriknya berdasarkan SPJBTL sebesar 350 MWatt. Foto: dok. CNI
PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) fokus pada pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian Nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Produksi 3 dan 4 (2x27 MVA). Kontrak kerja sama di bidang Engineering, Procurement, and Construction (EPC) itu senilai Rp2,8 triliun. WIKA mendapat kepercayaan sebagai pelaksana proyek tersebut berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi, dan verifikasi oleh PT CNI. Foto: dok. CNI
Pabrik Feronikel tersebut akan terdiri dari dua lajur produksi, masing-masing lajur akan ditunjang dengan fasilitas produksi utama yaitu Rotary Dryer berkapasitas 196 ton per jam (wet base), dan Rotary Kiln berkapasitas 178 ton per jam (wet base). Kemudian, Electric Furnace berkapasitas 72 MVA serta peralatan penunjang lainnya dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2023 dan mampu mencapai kapasitas produksi sebesar 27.800 ton Ni per tahun (Ferronickel 22 persen Ni).
Foto: dok. CNI
Proyek Pembangunan Pabrik RKEF dan HPAL yang ditargetkan mulai beroperasi dan rampung pada 2024. Perusahaan terus menggenjot pembangunan infrastruktur strategis di lokasi smelter. Foto: dok. CNI
Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pabrik, PT CNI  telah menggandeng sejumlah BUMN Indonesia, yakni PT Wijaya Karya (WIKA) dan PT PP, sedangkan PT. PLN untuk penyediaan sumber energi listriknya berdasarkan SPJBTL sebesar 350 MWatt. Foto: dok. CNI
PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) fokus pada pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian Nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Produksi 3 dan 4 (2x27 MVA). Kontrak kerja sama di bidang Engineering, Procurement, and Construction (EPC) itu senilai Rp2,8 triliun. WIKA mendapat kepercayaan sebagai pelaksana proyek tersebut berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi, dan verifikasi oleh PT CNI. Foto: dok. CNI
Pabrik Feronikel tersebut akan terdiri dari dua lajur produksi, masing-masing lajur akan ditunjang dengan fasilitas produksi utama yaitu Rotary Dryer berkapasitas 196 ton per jam (wet base), dan Rotary Kiln berkapasitas 178 ton per jam (wet base). Kemudian, Electric Furnace berkapasitas 72 MVA serta peralatan penunjang lainnya dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2023 dan mampu mencapai kapasitas produksi sebesar 27.800 ton Ni per tahun (Ferronickel 22 persen Ni). Foto: dok. CNI