Manisnya Panen Jeruk Beromzet Milyaran di Desa Selorejo Malang

Jeruk-jeruk varietas keprok batu 55 hingga jeruk baby menjadi andalan di sini. Rasanya manis dan kaya air serta serat yang sedikit. 

Bukan cuma jeruk yang rasanya manis, ratusan puluhan petani di sini sudah sejak dulu merasakan manisnya panen jeruk yang dikirim ke berbagai wilayah Indonesia. 

Hingga tak heran ketika masuk ke desa ini, rumah-rumah modern bertingkat dua menjadi hal yang biasa dan merupakan tanda bahwa kehidupan petani di sini amatlah sejahtera. 

Tercatat dari puluhan petani yang berada di bawah BUMDes rata-rata mendapatkan keuntungan hingga Rp 50 juta lebih per tahun, itu untuk varietas jeruk kualitas paling bawah yaitu jeruk manis. 

Setidaknya sekitar 70 ton jeruk dihasilkan oleh petani yang berada di bawah naungan BUMDes dengan varietas beragam, seperti  jeruk keprok, jeruk siam malang, jeruk manis, jeruk baby dan sebagainya. 

Kendati untungnya panen begitu menggiurkan, Edi menjelaskan bahwa masa tunggu panen jeruk sekali tanam itu memakan waktu yang lama. Ditanam 3-4 tahun baru bisa berbuah di bulan ke-9. 

Kendati demikian, soal urusan perbankan petani jeruk Desa Selorejo sudah semakin nyaman dengan hadirnya BUMDes yang sekaligus merangkap sebagai BRILink. 

Selain menghadirkan BRILink, BRI juga memberikan CSR berupa pemugaran kantor BUMDes hingga menyediakan hanggar untuk menampung panen jeruk petani. 

Kisah petani jeruk ini menjadi satu dari kumpulan kisah dalam program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia. 

Program Jelajah UMKM mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, Ikuti terus jelajah UMKM bersama BRI hanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.

Jeruk-jeruk varietas keprok batu 55 hingga jeruk baby menjadi andalan di sini. Rasanya manis dan kaya air serta serat yang sedikit. 
Bukan cuma jeruk yang rasanya manis, ratusan puluhan petani di sini sudah sejak dulu merasakan manisnya panen jeruk yang dikirim ke berbagai wilayah Indonesia. 
Hingga tak heran ketika masuk ke desa ini, rumah-rumah modern bertingkat dua menjadi hal yang biasa dan merupakan tanda bahwa kehidupan petani di sini amatlah sejahtera. 
Tercatat dari puluhan petani yang berada di bawah BUMDes rata-rata mendapatkan keuntungan hingga Rp 50 juta lebih per tahun, itu untuk varietas jeruk kualitas paling bawah yaitu jeruk manis. 
Setidaknya sekitar 70 ton jeruk dihasilkan oleh petani yang berada di bawah naungan BUMDes dengan varietas beragam, seperti  jeruk keprok, jeruk siam malang, jeruk manis, jeruk baby dan sebagainya. 
Kendati untungnya panen begitu menggiurkan, Edi menjelaskan bahwa masa tunggu panen jeruk sekali tanam itu memakan waktu yang lama. Ditanam 3-4 tahun baru bisa berbuah di bulan ke-9. 
Kendati demikian, soal urusan perbankan petani jeruk Desa Selorejo sudah semakin nyaman dengan hadirnya BUMDes yang sekaligus merangkap sebagai BRILink. 
Selain menghadirkan BRILink, BRI juga memberikan CSR berupa pemugaran kantor BUMDes hingga menyediakan hanggar untuk menampung panen jeruk petani. 
Kisah petani jeruk ini menjadi satu dari kumpulan kisah dalam program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia. 
Program Jelajah UMKM mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, Ikuti terus jelajah UMKM bersama BRI hanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.