Potret Petani Kentang di Malang yang Panen Miliar Rupiah
Sudah terhitung 5 tahun sejak para petani kentang yang tergabung di Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Gemah Ripah di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang bekerja sama dengan Indofood.
Kentang-kentang berkualitas yang mereka hasilkan dipasok ke Indofood untuk selanjutnya diolah menjadi snack terkenal seperti Chitato hingga Lays.
Sejak saat itu pula, ekonomi di tempat ini berkembang, apalagi dengan jumlah lahan yang mereka gunakan mencapai 200 hingga 300 hektare lahan.
Ada kurang lebih 700 petani yang terlibat dengan setiap tahun dapat memanen 10 ribu hingga 11 ribu ton kentang.
"Perputaran uang yang saya lihat dari rekening koran di Bank BRI kurang lebih saat panen 2018 kurang lebih sekitar Rp 12 M, 2019 Rp 15 M lebih, di 2020 turun Rp 10-11 M,” kata Ketua Gapoktan Gemah RIpah Supriyo kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Perubahan hasil panen tersebut dipengaruhi salah satunya cuaca. Biasanya hujan menjadi kendala para petani mendapatkan panen yang baik. Kendati demikian, tetap saja perubahan ekonomi begitu terasa sejak kerja sama itu diteken pada 2015 silam.
Para petani pun menikmati berbagai pinjaman lunak dari Bank BRI sehingga mereka dapat membuka lahan-lahan baru untuk produksi kentang mereka.
Para petani pun senang karena mereka tidak pusing jika sewaktu-waktu harga kentang turun.
Sebab, setiap tahun selalu ada perjanjian baru untuk harga kentang yang disepakati bersama Indofood. Petani hanya perlu memastikan memasok kentang yang sesuai dengan kriteria dari Indofood.
Adapun selama 3 tahun terakhir, para petani mulai melek literasi keuangan dengan melibatkan Bank BRI sebagai penampung rupiah dari hasil panen mereka. Para petani yang panen bisa mengambil uang mereka di BRI tanpa perlu menyimpan uang puluhan juta di bawah kasur lagi. Ikuti jelajah UMKM detikcom bersama BRI di detik.com/tag/jelajahumkmbri.