Kisah Perajin Batik Tulis Bertahan di Tengah Pandemi

Pegiat UMKM batik tulis warna alami, Yustika Yuliarti menjelaskan di tengah maraknya batik cap, pembuatan batik tulis membutuhkan kesabaran, sehingga saat ini sangat jarang pengrajin batik tulis. Dalam segi penjualan, batik tulis kerap kali dilakukan secara offline. Pasalnya pembeli cenderung melihat dan harus menyentuh langsung kain demi memastikan barang.
Yustika menerangkan, data pemasukan Batik Natra miliknya 2019 sekitar Rp 60-70 juta per tahunnya, sedangkan 2020 sekitar Rp 50 juta. Ia menyebut harus memberikan diskon besar kepada penjual hingga 30 persen pada awal pandemi Corona tahun lalu.
Kendati demikian, dirinya beserta pegiat UMKM lain tak patah arang, dirinya nekat membuka komunikasi dengan berbagai pihak instansi pemerintah terkait. Ia bersyukur dari instansi tingkat desa, kecamatan, hingga provinsi sudah kerap bersinergi.
Yustika menambahkan, dukungan antar pegiat UMKM saat ini sangat berarti baginya. Bersama kelompok UMKM Desa Batursari atau biasa disebut Berbakat dari akronim Bersama Batursari Hebat, pihaknya tetap bertahan di tengah pandemi ini.
Seperti halnya pelatihan membatik yang ia mentori, lanjutnya, pelatihan batik tulis tersebut diikuti oleh belasan peserta dari berbagai pegiat UMKM se-Kecamatan Mranggen dengan mengikuti protokol kesehatan. Dirinya berharap melalui pelatihan batik tulis dapat meningkatkan  skil dan pendapatan peserta, serta merawat warisan bangsa.
Yustika menjelaskan dalam pelatihan membatik tersebut peserta membuat motif irisan blimbing menggunakan pewarna alami di kain berukuran 55 cm x 2 meter. Hasilnya akan dijual dengan kisaran Rp 200 ribu atau dikembangkan sendiri bagi peserta yang memiliki passion lebih di bidang itu.
Yustika menambahkan, kelompok UMKM Berbakat berusaha membuat ciri khas motif batik dari belimbing yang menjadi ikon Demak. Yaitu irisan blimbing dengan campuran berbagai motif lainnya.
Ia menyebut warna alam yang biasa ia gunakan untuk batiknya yaitu, pohon jambal, tingi, secang, teger, mahoni, jolawe, kulit manggis yang dikeringin, dan lainnya.
Pegiat UMKM batik tulis warna alami, Yustika Yuliarti menjelaskan di tengah maraknya batik cap, pembuatan batik tulis membutuhkan kesabaran, sehingga saat ini sangat jarang pengrajin batik tulis. Dalam segi penjualan, batik tulis kerap kali dilakukan secara offline. Pasalnya pembeli cenderung melihat dan harus menyentuh langsung kain demi memastikan barang.
Yustika menerangkan, data pemasukan Batik Natra miliknya 2019 sekitar Rp 60-70 juta per tahunnya, sedangkan 2020 sekitar Rp 50 juta. Ia menyebut harus memberikan diskon besar kepada penjual hingga 30 persen pada awal pandemi Corona tahun lalu.
Kendati demikian, dirinya beserta pegiat UMKM lain tak patah arang, dirinya nekat membuka komunikasi dengan berbagai pihak instansi pemerintah terkait. Ia bersyukur dari instansi tingkat desa, kecamatan, hingga provinsi sudah kerap bersinergi.
Yustika menambahkan, dukungan antar pegiat UMKM saat ini sangat berarti baginya. Bersama kelompok UMKM Desa Batursari atau biasa disebut Berbakat dari akronim Bersama Batursari Hebat, pihaknya tetap bertahan di tengah pandemi ini.
Seperti halnya pelatihan membatik yang ia mentori, lanjutnya, pelatihan batik tulis tersebut diikuti oleh belasan peserta dari berbagai pegiat UMKM se-Kecamatan Mranggen dengan mengikuti protokol kesehatan. Dirinya berharap melalui pelatihan batik tulis dapat meningkatkan  skil dan pendapatan peserta, serta merawat warisan bangsa.
Yustika menjelaskan dalam pelatihan membatik tersebut peserta membuat motif irisan blimbing menggunakan pewarna alami di kain berukuran 55 cm x 2 meter. Hasilnya akan dijual dengan kisaran Rp 200 ribu atau dikembangkan sendiri bagi peserta yang memiliki passion lebih di bidang itu.
Yustika menambahkan, kelompok UMKM Berbakat berusaha membuat ciri khas motif batik dari belimbing yang menjadi ikon Demak. Yaitu irisan blimbing dengan campuran berbagai motif lainnya.
Ia menyebut warna alam yang biasa ia gunakan untuk batiknya yaitu, pohon jambal, tingi, secang, teger, mahoni, jolawe, kulit manggis yang dikeringin, dan lainnya.