Warga AS Panik Beli BBM, Ada Apa?

Seorang warga mengisi mobil dan wadah gas yang dibawanya dengan bahan bakar di pompa bensin yang berada di kawasan Raleigh, N.C, Rabu (12/5/2021) waktu setempat. Robert Willett/The News & Observer via AP.
 
Diketahui, warga di belasan negara bagian Amerika Serikat, mulai dari Florida hingga Virginia, ramai-ramai mendatangi pompa bensin untuk menimbun minyak. AP Photo/Ethan Hyman.
Aksi panik beli bahan bakar minyak (BBM) tersebut terjadi setelah jaringan pipa minyak terbesar AS, Colonial Pipeline, menjadi sasaran serangan siber beberapa waktu lalu. AP Photo/Marta Lavandier.
Sementara itu, jaringan pipa minyak terbesar di AS itu pun sudah kembali dibuka pada Rabu (12/5) waktu setempat, setelah penutupan selama lima hari usai serangan siber. AP Photo/Marta Lavandier.
Melansir CNN Indonesia, penutupan Colonial Pipeline mengakibatkan sejumlah pompa bensin di pantai timur AS tutup. Imbasnya, banyak konsumen menimbun pasokan minyak ketika insiden terjadi. Mereka berbondong-bondong ke pompa bensin membawa kaleng dan wadah lainnya untuk menimbun minyak. AP Photo/Rogelio V. Solis.
Panik beli yang terjadi di kalangan masyarakat itu membuat Colonial Pipeline memberi peringatan bahwa persediaan minyak baru akan kembali normal setelah beberapa hari. AP Photo/Rogelio V. Solis.
Sementara itu, serangan ransomware yang terjadi pada Colonial Pipeline, Jumat (7/5) lalu mengakibatkan perusahaan itu menutup seluruh jaringannya yang kemudian berdampak pada terhambatnya pasokan di negara bagian timur. AP Photo/Marta Lavandier.
 
Serangan siber itu diduga dilakukan oleh hacker Rusia. AP Photo/Chris Carlson.
Terhambatnya pasokan di negara bagian timur, mengakibatkan panic buying (panik beli) di kalangan masyarakat di sejumlah negara bagian AS. AP Photo/Chris Carlson.
Meski begitu, jaringan pipa minyak terbesar di Negeri Paman Sam itu telah kembali beroperasi pada Rabu (12/5) waktu setempat. AP Photo/Rogelio V. Solis
Seorang warga mengisi mobil dan wadah gas yang dibawanya dengan bahan bakar di pompa bensin yang berada di kawasan Raleigh, N.C, Rabu (12/5/2021) waktu setempat. Robert Willett/The News & Observer via AP. 
Diketahui, warga di belasan negara bagian Amerika Serikat, mulai dari Florida hingga Virginia, ramai-ramai mendatangi pompa bensin untuk menimbun minyak. AP Photo/Ethan Hyman.
Aksi panik beli bahan bakar minyak (BBM) tersebut terjadi setelah jaringan pipa minyak terbesar AS, Colonial Pipeline, menjadi sasaran serangan siber beberapa waktu lalu. AP Photo/Marta Lavandier.
Sementara itu, jaringan pipa minyak terbesar di AS itu pun sudah kembali dibuka pada Rabu (12/5) waktu setempat, setelah penutupan selama lima hari usai serangan siber. AP Photo/Marta Lavandier.
Melansir CNN Indonesia, penutupan Colonial Pipeline mengakibatkan sejumlah pompa bensin di pantai timur AS tutup. Imbasnya, banyak konsumen menimbun pasokan minyak ketika insiden terjadi. Mereka berbondong-bondong ke pompa bensin membawa kaleng dan wadah lainnya untuk menimbun minyak. AP Photo/Rogelio V. Solis.
Panik beli yang terjadi di kalangan masyarakat itu membuat Colonial Pipeline memberi peringatan bahwa persediaan minyak baru akan kembali normal setelah beberapa hari. AP Photo/Rogelio V. Solis.
Sementara itu, serangan ransomware yang terjadi pada Colonial Pipeline, Jumat (7/5) lalu mengakibatkan perusahaan itu menutup seluruh jaringannya yang kemudian berdampak pada terhambatnya pasokan di negara bagian timur. AP Photo/Marta Lavandier. 
Serangan siber itu diduga dilakukan oleh hacker Rusia. AP Photo/Chris Carlson.
Terhambatnya pasokan di negara bagian timur, mengakibatkan panic buying (panik beli) di kalangan masyarakat di sejumlah negara bagian AS. AP Photo/Chris Carlson.
Meski begitu, jaringan pipa minyak terbesar di Negeri Paman Sam itu telah kembali beroperasi pada Rabu (12/5) waktu setempat. AP Photo/Rogelio V. Solis