Warga Pekalongan Dapat Cuan dari Lobster Air Tawar
Bayu Firmansyah memilih pulang ke kampung halamannya di Pekalongan setelah usahanya di Jakarta ambruk karena pandemi. Kini dia melakukan budidaya lobster tawar. Setelah pulang ke Pekalongan setahun yang lalu, Bayu putar otak, untuk menjalankan usaha lainnya. Akhirnya ia memilih bidang budidaya lobster tawar.
Bayu berbekal semangat dan niat untuk mulai belajar budidaya lobster air tawar hanya lewat YouTube.
Dengan uang tabunganya sebesar Rp 1 juta, Bayu mengaku bisa memulai membangun usaha lobster tawar jenis red claw. Bukan membuat tambak, Bayu membuat kolam kecil berukuran 2x3 meter di dalam rumahnya.
Dari modal awal Rp 1 juta dengan kolam satu dan 30 lobster, saat ini Bayu memiliki 12 kolam dengan ribuan lobster, dengan omzet jutaan rupiah perbulannya.
Dia juga membuat kolam berukuran kecil untuk memisahkan indukan yang bertelur. Sekali bertelur, menurutnya lobster air tawar bisa menghasilkan 240-600 telur dengan persentase menetas sekitar 70 persen. Awalnya, ia hanya membeli indukan tiga set sekitar tiga puluh ekor lobster. Indukan yang bertelur akan dipisahkan di kolam lain.
Untuk pasar sendiri, biasanya permintaan lobster yang berusia 3 bulan untuk dibudidayakan lagi. Sedangkan lobster berusia 6-8 bulan biasanya diminta rumah makan-ruman makan. Saat ini, ia gunakan media online di sosial media, sebagai market place. Beberapa wilayah telah banyak permintaannya.