Potret Jadul Stasiun Gambir: Dari Zaman Belanda Hingga Kini

Ternyata, Stasiun Gambir ini awalnya adalah tanah rawa dengan pemilik tanah tersebut bernama Anthony Paviljoen. Kemudian tahun 1697 tanah itu dibeli oleh Cornelis Chastelein, setelah membelinya dia membangun sebuah rumah dengan dilengkapi dua kincir sebagai penggiling tebu. Cornelis memberi nama tempat ini dengan sebutan Weltevreden, yang kalau diartikan artinya sangat puas. Dok.Tropenmuseum
Kemudian, di tahun 1871 Weltevreden diubah menjadi sebuah halte Koningspelin atau berarti halte lapangan raja. Hal ini dikelola sampai tahun 1884 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan bangunan kecil dan sangat sederhana. Dok.Tropenmuseum
Halte ini kemudian diubah lagi jadi stasiun Weltevreden, dan dibuka pada 4 Oktober 1884 di tempat Stasiun Gambir sekarang berada. Dari sini lah awal cerita kawasan Gambir menjadi salah satu perlintasan kereta, sejak saat itu hingga tahun 1906, stasiun ini digunakan untuk pemberangkatan tujuan Bandung dan Surabaya. Dok.Tropenmuseum
Masuk tahun 1937, stasiun ini kemudian diresmikan sebagai stasiun Batavia Koningsplein. Hingga akhirnya 55 tahun kemudian tepatnya tahun 1992, stasiun direnovasi secara besar-besaran menjadi stasiun layang dan berubah nama menjadi stasiun Gambir. Sejak saat itu, stasiun ini difungsikan menjadi ruas jalur kereta Jakarta Kota-Manggarai. Dok. Detikcom
Stasiun Gambir sendiri saat ini berada di ketinggian 16 meter dan masuk dalam Daerah Operasional (DaOp) Perkerataapian Wilayah I Jakarta. Di sana ada empat jalur, jalur 2 dan 3 adalah sepur lurus. Dok. detikcom
Saat ini stasiun gambir memiliki tiga tingkat, di tingkat pertama ada aula utama, loket, tempat makan dan toko serta layanan perbankan ada di tingkat dasar. Naik ke lantai dua ada ruang tunggu dan beberapa tempat makan cepat saji. Lalu di lantai paling atas difungsikan sebagai peron dan jalur lintasan kereta. Pradita Utama/detikcom
Kini, Gambir juga dilengkapi dengan Rail Transit Suite, yakni hotel transit khusus untuk penumpang kereta yang hendak beristirahat. Dari segi pelayanan, status Stasiun Gambir yang berada tepat di jantung Ibu Kota memang terasa eksklusif. Pradita Utama/detikcom
Stasiun ini tak melayani pemberhentian KRL Komuter Jabodetabek, melainkan dikenal khusus melayani keberangkatan dan kedatangan KA kelas Eksekutif tujuan luar kota. Pradita Utama/detikcom